RENGAT - Arif, begitu kolega dan rekan sejawatnya memanggil AKBP Arif Bastari S.IK SH MH yang saat ini menjabat sebagai orang nomor satu di jajaran Polres Indragiri Hulu, Riau.

Jabatan Kapolres Inhu tersebut, diembannya sejak 2017 lalu, menggantikan seniornya AKBP Abas Basuni S.IK yang sebelumnya dimutasi sebagai Kapolres Kabupaten Bengkalis.

Cerita punnya cerita, Arif sendiri merupakan anak ke 9 (sembilan) dari 10 bersaudara. Meski terlahir dari keluarga yang cukup berada, anak pasangan H Abbas Saleh (Alm) dan Hj Gusti Arfiah itu tidak mau menjadi anak yang manja dan hanya bergantung pada orangtuanya.

Sejak kecil, sang ayah sudah mendidik Arif menjadi anak yang mandiri, disiplin dan bertanggung jawab serta berpendirian teguh. Walau demikian, sang ayah tidak pernah memaksakan kelak mau jadi dan kerja apa, melainkan ayah membebaskan Arif menentukan pilihan hidup.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09042018/5jpg-7169.jpgAKBP Arif Bastari

Alhasil, berkat didikan disiplin yang ditanamkan sang ayah, mampu membakar semangat Arif. Dan setelah lulus dari SMA, dirinya rela meninggalkan kampung halaman dan harus berpisah dari orangtua. Arif memutuskan berangkat ke Jakarta, dan pada akhirnya Arif diterima di Akabri, setelah sempat mengalami kegagalan.

"Sejak kecil, saya sudah dilatih untuk hidup mandiri, dan jauh dari kata manja. Bahkan, saat duduk di bangku SD hingga SMP, setiap hari saya harus berjalan kaki menuju ke sekolah, dan jaraknya lebih dari I Kilo Meter," ujar AKBP Arif Bastari yang lahir, 20 November 1974 di Pangkalan Susu, Langkat Sumatera Utara itu kepada GoRiau.com.

Berbeda saat menimba ilmu di bangku SMA, Arif mengaku tidak seperti teman-temannya yang lain. Jika yang lain diantar dengan mobil pribadi menuju ke sekolah, namun dirinya harus rela bangun pagi-pagi untuk menunggu bus angkutan umum.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09042018/1jpg-7168.jpgAKBP Arif Bastari bersama rekan sejawat

Karena, jika telat sedikit saja, tentu dirinya ketinggalan dan harus mencarai tumpangan lain, bahkan tidak jarang dia naik truk hingga sampai di sekolahnya di SMA I Pangkalan Brandan, tutur Arif.

Dikatakan Arif, sebelum menjadi seorang polisi, sejak SMA dirinya memiliki cita-cita ingin menjadi seorang tentara. "Awalnya, saya berkcita-cita ingin menjadi seorang tentara. Tapi tuhan berkehendak lain, saat mendaftar di Akabri, saya malah lulus sebagai polisi bukan TNI," tuturnya.

Begitu masuk pendidikan dan lulus pada 18 Desember 1997 di Batalyon Wira Prtama, Arif mendapatkan penempatan tugas di Pana Kesatuan Brimob, terhitung dari 1998 hingga 2004.

Dari situ, Arif Bastari melanjutkan ke pendidikan PTIK. Begitu selesai, dirinya langsung ditugaskan ke Mapolda Kepulauan Riau untuk menduduki jabatan sebagai Danki Brimob di Kota Batam, dari 2004 hingga 2006.

Karena dinilai sukses selama di Brimob, Arif dipercaya untuk menduduki jabatan Kasat Intelkam Polres Tanjung Pinang, yakni dari tahun 2006 hingga 2008.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09042018/2jpg-7167.jpgKapolres Inhu AKBP Arif Bastari saat mengikuti ujian PTIK

Selama disana karir Arif cukup cemerlang, dan berhasil mengantarkan Arif untuk menduduki jabatan sebagai Kasat Ilntelkam Polresta Barelang selama dua tahun, 2008 hingga 2010.

Selepas di Polresta Barelang, karir anak pensiunan PT Pertamina itu terus menanjak. Dari tahun 2010 hingga 2011, Arif dipercaya untuk menduduki jabatan Kabag Analis Dib Narkoba Polda Kepri.

Dan berdasarkan pengalaman itu, Arif kembali dipercaya pimpinannya untuk menduduki jabatan sebagai Kasat Narkoba Polresta Barelang dari 2011 hingga 2013, dan terakhir dipercaya sebagai Kasubdit I Ditnarkoba Polda Kepri hingga tahun 2014.

Tak sampai disitu, di tahun 2014 hingga 2015, Arif Bastari dipercaya untuk menduduki jabatan baru yakni sebagai Kasatnalda Dit Polair Polda Kepri. Dan dari situ, Arif mendapatkan sesempatan untuk mengikuti Sespim.

Setelah lulus Sespim, pada tahun 2015, Arif Bastari menerima surat mutasi untuk masuk ke Polda Riau, dan dipercama sebagai Kasubdit Gakkum Dit Polair Polda Riau. Jabatan itu diembannya hingga tahun 2017.

Dari air, Arif kembali ditarik ke daratan, dan langsung dipercaya menduduki jabatan kabag Binkar Biro SDM Polda Riau hingga pertengahan tahun 2017, dan pada akhirnya dipercaya untuk memimpin jajaran Polres Indragiri Hulu.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09042018/3jpg-7166.jpgKapolres Inhu AKBP Arif Bastari (tiga dari kanan) saat masih menjadi taruna

"Dari kecil, tidak pernah terpikir untuk menjadi seorang polisi maupun TNI, namun keinginan itu timbul dengan sendirinya saat saya duduk di bangku SMA. Dan niat itu diperkuat karena melihat kakak-kakak yang ada di atas saya. Walau mereka sudah kuliah, namun mereka tidak mendapatkan pekerjaan," beber Arif.

Berkaca dari situ, bersama rekannya yang memiliki kehidupan serupa dengannya, Arif memutuskan untuk tidak kuliah, melainkan mencoba mendaftar ke salah satu akademi yang semua biayanya ditanggung oleh negara, dan setelah tamat bisa menadapat pekerjaan, dan bisa mengurangi beban orangtua.

"Begitu kami coba mendaftar, kami sama-sama gagal. Dan akhirnya, dia memilih tinggal di Sumut, sedangkan saya berangkat ke Jakarta dan mencoba mendftar di Akabri dan akhirnya lulus. Alhamdulillah...!," terang Arif.

Riwayat Pendidikan:

Arif Bastari, pertama kali mengecap pendidikan di SD Pertamina Pangkalan Susu, setelah tamat dirinya melanjutkan ke SMP Pertamina Pangkalan Susu, tamat tahun 1990. Dari SMP, Arif melanjutkan pendidikan ke SMAN I Pangkalan Susu, dan tamat tahun 1993.

Dari situ, Arif sempat mencoba mendaftar ke STPDN, namun gagal. Tak mau berputus asa, Arif mencoba peruntungan untuk mengikuti tes di UMPN Usu, namun kembali gagal, dan pada akhirnya Arif mencoba mengikuti tes Akabri, dan lulus menjadi Taruna Polisi hingga dilantik pada 18 Desember 1997.

Riwayat Keluarga:

Arif Bastari, lahir di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, 20 November 1974. Ayah bernama H Abbas Saleh (Alm) seorang pensiunan PT Pertamina, dan Ibu Hj Gusti Arfah seorang ibu rumah tangga.

Arif sendiri merupakan anak ke 9 dari 10 bersaudara. Dari semua saudara kandungnya yang masih hidup saat ini tinggal 8 orang. "Saat ini kami tinggal 8 orang, karena dua meninggal dunia, yaitu satu orang pas diatas saya, dan adik bungsu saya," terang Arif.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/09042018/4jpg-7165.jpgKapolres Inhu saat berlibur bersama istri dan kedua buah hatinya

Dari semuanya itu, kakak tertua bernama, Inasarah Wardani (Irt). Kedua bernama, Arbaina (Irt), M Rifai (pegawai swasta), Suriansyah (anggita polri), Idaniar (Irt), M Irsan (wiraswasta), Delana Putri (Irt), Maisyarah (pramugari).

"Maisyarah meninggal dunia saat uji coba pesawat Sukoi bersama teman-temanya beberapa tahun lalu, dan anak ke sembilan asya sendiri, Arif Bastari, ke sepuluh M Firdaus. Adik bungsu saya ini meninggal karena sakit," tuturnya.

Istri dan Anak

Keberhasilan Arif Bastari dalam berkarir hingga saat ini berhasil memimpin jajaran Polres Inhu itu, tentu tidak terlepas dari suport dan dukungan seorang istri yang juga tangguh.

Berawal saat mengikuti sekolah PTIK, Arif dikenali oleh tantenya dengan seorang gadis bernama, Ratih Fatma Sari SE yang sat itu bekerja di bagian logistik Bandara Soekarno Hatta.

Ratih sendiri juga merupakan anak seorang pensiunan polisi pasangan H Harab Zabrulah dan Ibu Hj Maryati. "Istri saya juga anak polisi. Dari pertama jumpa, saya langsung kerkesan, dan saya tidak mau berlama-lama. 6 bulan berkenalan, saya langsung melamar dan menikahi istri saya pada 10 Juni 2015," sebut Arif menceritakan.

Dan alhamdulilah, buah dari pernikahan itu, keduanya saat ini dikarunia dua orang anak. Anak pertamanya bernama, Razin Khairan Bastari, lahir di Batam 24 Februari 2006, dan saait ini masih duduk di bangku kelas VI SD Al Azhar Pekanbaru. Sedangkan adiknya bernama, Azzahrah Nabila Sari, lahir di Batam 31 Mei 2007, dan saat ini juga masih duduk di bangku kelas V SD.

Dalam menjalankan tugas, Arif memiliki motto yang patut untuk ditiru. Yang mana, "Apa yang saya dapat hari ini, itulah yang terbaik di mata Allah. Dan kejujuran serta keiklasan adalah modal dalam menjalankan tugas".

Sementara, hal yang paling dibenci oleh jebolan Akabri 1997 itu adalah, ketidak jujuran. "Saya paling benci dengan yang namanya pembohong," tegas pria yang doyan tauco udang itu.

Untuk para personil Polres Inhu, Arif mengajak semuanya untuk dapat menjalankan tugas dengan rasa ihklas.

"Bekerjalah dengan ihklas, karena dengan konsisi saat ini, semua akan terasa berat. Maka keiklasan itu akan mampu mengalahkan segalanya. Dan apa yang kita tanam, itulah nantinya yang kita tuai," tukas Kapolres yang memiliki hobi olahraga golf tersebut.

Dan diakhir perbincangan, GoRiau.com menanyakan terkait target karir yang akan dicapai, dengan raut wajah yang sumbringah, Arif menyebutkan bahwa target minimal adalah bintang dua. "Target minimal bintang dua, namun semuanya kita kembalikan pada yang maha kuasa. Sebagaai manusia kita hanya bisa berniat, dan Allah lah yang jadi penentunya," tutup Arif Bastari. ***