PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya 54 titik panas. Dari jumlah itu, terdeteksi pula 40 titik api akibat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah Riau.

‎"Titik panas paling banyak muncul di Kabupaten Bengkalis, yakni mencapai 28 titik," ujar Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno Jumat (22/2/2019).

Dari hasil pantauan Satelit Terra dan Aqua, ‎seluruh titik panas dengan tingkat kepercayaan diatas 50 persen menyebar di tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Riau. 

"Di Indragiri Hilir muncul 9 titik. Di Kota Dumai, ada 6 titik panas, Rokan Hilir ada 4 titik, Kepulauan Meranti 3 titik, Pelalawan juga 3 titik, serta Siak 1 titik," jelas Sukisno.  

Dijelaskan Sukisno, dari 54 titik panas di Riau, 40 titik di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya kebakaran lahan. ‎Paling banyak di Bengkalis, yaitu 22 titik api.

"Di Indragiri Hilir muncul 8 titik api, di Dumai 5 titik, Rokan Hilir 3 titik, Kepulauan Meranti 1 titik dan Pelalawan juga 1 titik," kata Sukisno.

Sementara itu, Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger mengatakan, luas lahan terbakar di sejumlah daerah Riau sejak Januari 2019 mencapai sekitar 857,71 ha. Paling banyak di Bengkalis, yaitu mencapai 639 ha.    

Sementara daerah lain juga terjadi kebakaran lahan, namun api sudah berangsur padam. Seperti di Rokan Hilir 117 ha, Dumai 46,5 ha, Kepulauan Meranti 20,2 ha, Pekanbaru, 16 ha, Kampar 14 ha, serta Siak 5 ha.  

"Kebakaran hutan di Pulau Rupat Bengkalis sulit dipadamkan karena jauh dari sumber air sehingga petugas kewalahan melakukan pemadaman.‎ Di sana semakin meluas, sebab kurangnya alat pemadaman serta air yang sulit didapatkan di lokasi," jelas Edwar. (gs1)