PEKANBARU – Sebanyak 6 kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir mengalami kebakaran hutan dan lahan. Akibatnya, udara di daerah tersebut terkepung kabut asap, dan menimbulkan titik api. Saat ini titik api di Inhil mencapai 3 titik.

“Kebakaran terjadi di Kecamatan Tempuling, Enok, Kuindra, Batang Tuaka, Gaung Anak Serka, dan Keritang selama sepekan,” ujar Kepala BPBD Indragiri Hilir, Yuspik Senin (5/8/2019).

BPBD bersama TNI Polri dan tim pemadam dari PT Sumatera Riang Lestari (SRL) terus berupaya melakukan pemadaman dari darat. Upaya penanggulangan juga melibatkan helikopter pengebom air bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Kita kerahkan satu unit helikopter untuk water bombing (bom air) untuk membantu penanggulangan kebakaran. Mudah-mudahan segera padam," kata Yuspik.

Akibat kebakaran lahan tersebut kualitas udara di Kota Tembilahan tampak memburuk. Asap putih menyelimuti wilayah tersebut sejak pekan kemarin. Anak-anak sekolah sebagian menggunakan masker seperti siswa SD, SMP hingga SMA dan mahasiswa.

Lokasi kebakaran terjadi di Desa Kertajaya dan sekitar areal konsesi perusahaan PT Surya Dumai di Desa Pangkalan Tujuh. Tim gabungan TNI Polri dan regu pemadam kebakaran (RPK) dari PT Sumatera Riang Lestari (SRL) bahu membahu melakukan pemadaman.

“30 personel PT SRL dengan alat 2 unit Mark3, 2 unit Ministriker, 1 pluto, 2 unit alat berat,” jelasnya.

Komandan regu pemadam kebakaran PT SRL, Saut Sihotang mengatakan sebanyak 45 personel pemadam kebakaran perusahaan disebar ke sejumlah lokasi kebakaran.

“Mereka semua merupakan tim RPK dari PT SRL terlatih yang dilengkapi dengan peralatan lengkap. Bahkan, perusahaan juga mendirikan posko yang dimanfaatkan tim Satgas di beberapa lokasi rawan,” kata Saut.

Secara keseluruhan, luas lahan yang terbakar di Indragiri Hilir sepanjang tahun ini mencapai lebih dari 388,6 hektare. Angka itu berpotensi meluas mengingat titik api di wilayah itu masih terus terpantau satelit.

Sementara BPBD Provinsi Riau mencatat lebih dari 4.500 hektare lebih lahan terbakar sejak awal Januari 2019 hingga saat ini ini. Pada awal tahun, kebakaran mulai terjadi di wilayah pesisir seperti Bengkalis, Rokan Hilir, Dumai. Hingga kini, kebakaran terus bergerak ke arah daratan termasuk Siak, Pelalawan, Kampar, Indragiri Hilir.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya 39 titik panas atau hotspot di Riau. Dari jumlah itu, terdeteksi 27 titik api.

“Titik panas itu ada di 7 kabupaten, di antaranya Bengkalis 3 titik, Kepulauan Meranti 1 titik, Kampar 1 titik, Pelalawan 11 titik, Rokan Hilir 15 titik, Siak 4 titik dan Indragiri Hilir 4 titik,” Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Mia Fadillah,

Sementara untuk jumlah titik api, terdeteksi di Bengkalis 2 titik, Pelalawan 8 titik, Rokan Hilir 13 titik, Siak 1 titik dan Indragiri Hilir 3 titik.

“Untuk jarak pandang di Pekanbaru sekitar 10 kilometer, Rengat 7 km, Dumai 7 km, dan Pelalawan 8 km,” jelasnya. (gs1)