PEKANBARU - SPBU yang berada di Jalan Raya Lintas Timur Sumatera, Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Siberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) diperiksa polisi karena dikabarkan menjual premium bersubsidi kepada pembeli yang menggunakan jeriken 35 liter.

Kapolres Indragiri Hulu, AKBP Efrizal mengatakan, pihaknya langsung mengerahkan aparat kepolisian dari Polsek Siberida untuk melakukan pengecekan di SPBU tersebut, begitu mendapat informasi.

"Saya perintahkan Kapolsek Siberida untuk menindak lanjuti," ujar Efrizal kepada GoRiau.com.

Namun apa hasil tindaklanjut yang dimaksud, belum disampaikan oleh Kapolres Inhu, AKBP Efrizal.

Sementara pihak SPBU saat dikonfirmasi, tidak menampik kabar tersebut, namun meminta untuk menanyakan langsung kepada manager SPBU.

"Langsung tanyakan saja pada manager perusahaan. Langsung datang aja ke perusahaan," ujar pria yang bekerja sebagai operator di SPBU itu.

Diberitakan sebelumnya, masyarakat mengeluhkan bahan bakar premium yang selalu habis, padahal minyak baru saja masuk.

Ternyata, minyak di SPBU yang berada di Jalan Raya Lintas Timur, Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Siberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), selalu habis, diduga karena pihak SPBU menjual minyak premium kepada pembeli yang datang menggunakan jerigen.

Seperti dikeluhkan oleh seorang warga di kelurahan Pangkalan Kasai, yang tidak ingin disebutkan namanya, kalau mereka kerap kali tidak bisa membeli minyak premium, di SPBU tersebut, karena habis.

Usut punya usut, ternyata di SPBU tersebut, sering terlihat pihak SPBU menjual kepada pembeli yang membawa jerigen.

"Jadi kami, saya terutama warga Kelurahan Pangkalan Kasai, mengeluhkan tentang sulitnya mendapatkan premium di SPBU simpang PT KAT. Karena banyaknya oknum yang membeli premium dalam jumlah besar, menggunakan jerigen dan tidak jarang dari luar daerah," ujar warga tersebut, kepada GoRiau.com, Senin (4/1/2021).

Ia membeberkan, mayoritas warga sekitar ngeluhkan masalah itu, ada juga keluhan dari beberapa pemilik pompong, yang beroperasi di Danau Kembar, mengenai sulitnya dapat premium di SPBU tersebut.

"Jadi minyak itu datang tengah malam, kadang pagi jam 8 atau jam 7 udah habis. Kurang pas aja kalo cuma mau beli premium 5 liter untuk pompong harus tengah- malam antrinya," tandasnya.

Ia meminta agar pihak terkait untuk memperhatikan penjualan minyak premium, yang disubsidi pemerintah, dijual secara brutal di SPBU tersebut, sehingga membuat masyarakat yang seharusnya memperoleh bahan bakar yang disubsidi pemerintah, namun ternyata tidak sesuai harapan. ***