JAKARTA - Boenjamin Setiawan tercatat sebagai dokter paling tajir di Indonesia. Menurut majalah Forbes, total kekayaan Boenjamin Setiawan pada tahun 2021 mencapai US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp65 triliun (kurs Rp15.611). Siapakah Boenjamin Setiawan?

Dikutip dari detik.com, Boenjamin Setiawanlahir Tegal tahun 1933 ini, setelah lulus SMA melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia lulus sebagai dokter pada tahun 1958 dan melanjutkan studinya di University of California, Amerika Serikat.

Boenjamin mulai terjun ke bisnis tahun 1961, ketika ia kembali dari Amerika Serikat (AS), setelah menyelesaikan pendidikan dokter.

"Tahun 1961 saya kembali dari sekolah di AS. Saya datangi pengusaha farmasi sukses yaitu Wim Kalona pemilik PT Dupa. Pada masa itu minta dana Rp30 juta untuk penelitian jamu-jamuan obat kencing manis dan tekanan darah," ungkap Boenjamin dalam acara Tanoto Entrepreneurship Series, 30 Oktober 2015 silam.

"Pak Wim bilang, kalau saya lakukan penelitian ya harus dirikan industri farmasi. Jadi tidak pernah sengaja mimpi bikin perusahaan farmasi," sambungnya.

Awal perjalanan bisnis dokter bidang farmakologi tersebut rupanya tidak langsung berhasil. Pada 1963 dia mengajak temannya, dokter biologi. Kala itu, perusahaan memproduksi salep.

"Semua anak-anak muda di bawah 30 tahun. Hari Minggu mau kerja bikin salep. Lalu modal menipis dan usaha itu terpaksa tutup," kata Boenjamin.

Cikal Bakal Kalbe Farma

Tidak menyerah, Boenjamin kemudian mendapat kesempatan kedua untuk kembali membangun bidangnya. Di sinilah cikal bakal Kalbe Farma dimulai.

"Lalu saya usaha lagi. Saya ajak dokter farmakologi, Jan Tan berencana berangkat ke Belanda. Tapi batal karena kemudian kakak saya menyarankan terus saja berusaha buat pabrik obat. Kakak saya dokter gigi, kakak perempuan lain juga dokter. Kami patungan masukkan dana buat pabrik di sebuah bengkel milik salah seorang pasien kakak saya. Sama-sama mendirikan perusahaan yang namanya Kalbe Farma," papar Boenjamin Setiawan.

Boenjamin pun memperhatikan bahwa di luar negeri banyak bisnis besar yang dimulai dari sebuah garasi.

"Produsen laptop Hawlett Packard itu mulainya di garasi. Bill Gates mulainya di ruang kamar kos-kosan. Big company yang lahir dari garasi jumlahnya sangat baik. Kalau mau berhasil, ada baiknya mulai dari garasi. Jadi karena mulai dari susah, semangat berhasilnya tinggi jadi ingin meraih sukses," ucapnya.

Dia pun berbagi kunci keberhasilannya hingga meraih posisi menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Pertama, kata dia, yaitu networking atau jaringan. Jadi, usahakan selalu berkenalan dengan sebanyak mungkin orang. Dengan demikian, akan terbuka banyak peluang.

"Kemudian lihat peluang yang ada. Kalau sudah ketemu satu peluang akan ketemu banyak masalah tapi tidak boleh berhenti. You have to do it with love, harus pakai rasa sayang yang besar sekali. Jangan ketabrak sedikit menyerah," ujarnya.

Tidak hanya berkawan, pebisnis perlu mengenali kompetitornya. Hal yang perlu dilakukan adalah mencari tahu keunggulan dan kelemahan kompetitor.

Dia mengaku pernah berada di 'jalan yang salah' karena sempat tidak memiliki mimpi. Padahal menurutnya itu sesuatu yang penting. Tanpa mimpi mungkin mustahil dia bisa mendirikan perusahaan sebesar Kalbe Farma.

"Saya dulu salah, waktu muda tidak pernah punya mimpi. Anak-anak muda harus punya mimpi. Sudah punya mimpi, harus ada aksinya. Banyak pengorbanan jadi entrepreneur, tapi kalau sudah berhasil banyak juga reward-nya," tambahnya.

Diketahui, Kalbe Farma merupakan salah satu sumber kekayaan Boenjamin Setiawan. Siapa sangka, bisnis yang awalnya dimulai dari sebuah garasi pada tahun 1966 dapat mengantarkannya menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.

Dilansir dari Forbes, Selasa (25/10/2022), Boenjamin Setiawan merupakan orang terkaya ke-8 di Indonesia pada tahun 2021. Total kekayaannya mencapai US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 65 triliun (kurs Rp 15.611).***