PADANG– Sebanyak 150 turis asal Kota Kumning, China berkunjung ke Sumatra Barat (Sumbar). Kedatangan mereka dikhawatirkan masyarakat turut membawa virus corona yang melanda negeri tirai bambu dan kini tengah menjadi sorotan dunia.

 

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar, turut berkomentar terkait kedatangan turis yang mendapatkan penolakan sejumlah warga Sumbar itu. Menurutnya, pihak MUI sebelumnya sudah mengingatkan Gubernur Sumbar agar menunda kedatangan rombongan turis tersebut.

“Kami sudah sampaikan agar dalam kondisi sekarang, kondisi real dan faktanya ada virus corona. Jadi kami utamakan menolak mudarat bukan menerima manfaat,” katanya seperti dikutip dari Langgam.id, Selasa (28/1/2020).

Tidak saja Indonesia, banyak negara yang saat ini juga menolak kedatangan warga asal China. Hal ini semata-mata karena dampak mewabahnya virus corona. Apalagi China yang dikenal memiliki peralatan medis canggih pun kewalahan mengantisipasi penyebaran virus mematikan itu.

Sebagai umat Islam, kata Gusrizal, Nabi Muhammad SAW juga telah menurunkan petunjuk bagaimana menghadapi penyakit yang sedang mewabah di suatu daerah. MUI menolak kedatangan turis dengan berpijak pada hal itu.

“Nabi sudah mengingatkan, kalau ada wabah yang di luar jangan masuk, dan yang dalam wilayah itu jangan keluar meninggalkan wilayahnya,” katanya.

Pernyataan ini sesuai dengan hadits yang artinya “jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu,” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

“Jawaban gubernur waktu itu bahwa Pemprov tidak berwenang melarang orang asing. Tapi gubernur kan bisa mengusulkan ke pusat karena masyarakat sudah gelisah,” katanya.

Dia menilai, penolakan dari masyarakat Sumbar bisa dimaklumi. Hanya saja ada sebagian yang menyeret ke masalah rasis dan hal itu tidak seharusnya dilakukan.

“Jangan dibawa ke rasis dan sara, tidak benar itu, itu persoalannya memang real ada wabah,” katanya.

Kemudian ada juga pihak yang menghubungkan sikap pemerintah China terhadap suku Uighur. Menurutnya hal itu juga tidak tepat menyasar para turis.

Terkait adanya sekitar 15 muslim dalam rombongan turis China, menurutnya itu tidak berpengaruh. Permasalahannya saat ini memang fokus pada wabah terlepas apakah mereka muslim atau tidak.

“Bisa saja mereka terkena, dan terimbas kepada kita, negara lain saja bisa ambil sikap tegas, walaupun ada muslim tetapi kan ada resiko untuk orang banyak,” katanya.

Menurutnya, sikap paling tepat saat ini menutup seluruh kedatangan turis China sampai masalah virus China selesai. Kemudian yang sudah datang bisa segera kembali ke negaranya.

Sementara itu, Pimpinan Cocos Tour, Lentono mengatakan saat ini pihaknya masih mengurus dan mengkoordinasikan kepulangan turis China di Sumbar.

“Kita masih mengkoordinasikan, kita akan proses secepatnya,” katanya.

Menurutnya, dalam rombongan tersebut juga ada 15 muslim. Mereka datang ke Sumbar karena juga mengetahui sebagai salah satu daerah yang banyak muslim.

“Iya dari mereka ada muslim, ada sekitar 15 orang,” katanya. (rahmadi/ICA)

Catatan Redaksi:

Berita sebelumnya berjudul "Ketua MUI Sumbar: Jangan Berlebihan Sikapi Virus Corona" telah kami ganti karena dianggap oleh narasumber tidak valid.