SOLO - Dalam upaya mensukseskan penyelenggaraan ASEAN Para Games (APG) XI 2022 Solo, Panitia Pelaksana Indonesia National Paralympic Organization Comittee (INASPOC) menggandeng  Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora dalam mengelola dana komersial dari para sponsor.

Keduanya sepakat untuk bahu membahu menyukseskan APG XI/2022 Solo yang pelaksanaannya sangat terbilang mendesak dan menggunakan dana sponsor secara akuntabel, transparan, efektif dan efisien.

"LPDUK kerjasama dengan INASPOC untuk mengelola dana sponsor demi lancar dan suksesnya ASEAN Para Games XI/2022 Solo. Dan, LPDUK menurunkan Tim dan Pengawas Internal ke lapangan untuk memantau langsung kebutuhan penyelenggaraan event ini dan didampingi tim dari INASPOC," ujar Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) LPDUK Kemenpora, Tri Winarno, Ak.,MM.,CA yang didampingi Kabid Sponsorhip dan Marchendise INASPOC, Elly Husein kepada wartawan di Main Press Center APG XI/2022 Hotel Swiss Belt Solo, Jawa Tengah, Minggu (31/7/2022).

Sebagai event yang menggunakan anggaran negara (APBN dan APBD), sarana dan prasarana serta regulasi pemerintah, pendapatan komersial APG 2022 Solo memang merupakan bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus disetor melalui LPDUK sebagai Lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengelola PNBP di sektor keolahragaan.

Elly Husein menjelaskan, mempetnya waktu persiapan Indonesia menjadi tuan rumah sehubungan miundurnya Vietnam, membuat pihaknya harus kerja keras. Karena itu, katanya, INASPOC melakukan kerjasama dengan LPDUK Kemenpora untuk pengelolaan dana sponsor.

"Kami mampu menggalang dana sponsor dari 36 perusahaan untuk APG XI/2022 dengan rincian 24 BUMN dan 12 pihak swasta. Sponsorship mayoritas (sekitar 90 persen) berupa barang atau Value in kind (VIK), hanya MIND.ID yang berupa dana," jelas Elly yang mengaku semua pihak sudah bekerja keras demi lancar dan suksesnya penyelengaaraan APG XI 2022 Solo.

Mengenai dana sponsor dari holding pertambangan MIND.ID yang membawahi PT Aneka Tambang (Antam), PT Bukit Asam (PTBA), Freeport, PT Timah dan PT Inalum, jelas Elly, akan disalurkan melalui LPDUK sebelum digunakan kembali oleh INASPOC untuk membiayai kebutuhan penyelenggaraan event yang tidak tercover oleh APBN dan APBD.

Disinggung berapa jumlah keseluruhan sponsor yang dapat diraih INASPOC, Tri belum menjawab. Dia hanya mengatakan saat ini masih dalam proses koordinasi dengan INASPOC. Karena, jelasnya, terutama terkait sponsor VIK perlu perhituingan lebih cermat dan terliti serta mengedepankan kehati-hatian. ***