PHUKET - Seorang bayi perempuaan berusia 11 bulan di Thailand dibunuh kekasih ibunya, Senin (24/4) lalu. Pelaku menyiarkan aksi kejinya lewat Facebook secara live.

Pelaku diketahui bernama Wuttisan Wongtalay. Ia merupakan kekasih dari ibu korban, Jiranuch Trirat (22 tahun). Tak dinyana, sang ibu menyaksikan langsung pembunuhan tragis putri kandungnya, Natalie, di Phuket, Thailand.

Seperti dikutip the Guardian, setelah melihat saat-saat mengerikan dalam siaran itu, Jiranuch bergegas melapor ke polisi. Pembunuhan yang disiarkan secara langsung memicu reaksi dunia dan menjadi perdebatan baru mengenai bagaimana perusahaan media sosial dapat dengan cepat menghapus siaran langsung yang mempertontonkan tindak kekerasan, bunuh diri, atau pembunuhan.

''Saya sedang bersama kakak laki-laki saya dan dia sedang membuka Facebook. Dia menggeser laman Facebook ke bawah dan melihat siaran langsung. Saya berpaling dan melihatnya (Wuttisan) menjatuhkan anak perempuan saya dengan tali dilehernya dan saya tidak dapat terus menontonnya,'' kata Jiranuch kepada AFP, Kamis (27/4), menjelang kremasi Natalie yang akan dilakukan pada Sabtu (29/4) mendatang.

Setelah keluarga dan polisi melakukan pencarian, jasad Natalie ditemukan beberapa jam kemudian. Jasad Wuttisan juga ditemukan karena ia melakukan bunuh diri setelah membunuh Natalie.

Video tersebut tetap berada di Facebook selama sekitar 24 jam. Warganet memberikan seruan agar jaringan sosial itu dapat bergerak lebih cepat untuk menghapus video pembunuhan mengerikan.

Namun Jiranuch mengatakan dia tidak akan menuntut Facebook. "Saya tidak menyalahkan Facebook. Mereka bukan bagian dari masalah ini, kita bisa memilih menyiarkan kebahagiaan atau kesedihan," katanya.

Alasan apa yang mendorong Wuttisan mengambil langkah mengerikan semacam itu hingga kini masih menjadi misteri. Jiranuch mengatakan keduanya sering bertengkar, terutama mengenai anak laki-lakinya yang bernama Sanook dari pernikahan Jiranuch sebelumnya. "Dia sering menyiksa anakku, Sanook," katanya seperti dikutip the Guardian.

Akan tetapi, Wuttisan selalu bersikap baik terhadap anak perempuan mereka, Natalie. Pria itu sering menjaga Natalie, jika Jiranuch sedang mengikuti kelas di sekolah. ''Aku memaafkannya, karena menahan amarah untuk waktu yang lama tidak akan membuat putriku kembali,'' ujarnya.

Pembunuhan tersebut merupakan tindakan mengerikan terakhir yang dipublikasikan di Facebook. Pekan lalu, pendiri Facebook Mark Zuckerberg bersumpah akan mengatasi masalah tersebut setelah seorang pria di Ohio menyiarkan rekaman dirinya telah menembak orang asing.***