PASIR PANGARAIAN, GORIAU.COM - Hujan lebat selama tiga hari di Rokan Hulu, Riau tidak hanya menyebabkan masyarakat setempat kehilangan tempat tinggal karena banjir, tapi juga menyebabkan masyarakat setempat kehilangan pendapatan karena sebagian besar warga bekerja sebagai petani karet. Akibatnya, saat hujan, warga tak bisa menyadap getah.

Warga Rambah, Umar (45) kepada GoRiau.com, Minggu (29/12/2013) mengatakan, sejak tiga hari lalu, dirinya tidak menyadap getah karena hujan tak henti-hentinya, siang dan malam. ''Saat ini kami bingung untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tidak tahu cari uang kemana?'' ujarnya.

Umar, memiliki 4 anak, luas kebun karetnya sekitar 3 hektar, biasanya tiap pekan dirinya bisa menghasil uang sekitar Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta tapi karena hujan tak henti-hentikan, aktifitas menyadap tak bisa dilakukan. ''Kalau ada mata pencaharaian lain, saya mau pindah saja pak, kalau begini terus, anak-bini mau dikasih apa pak? Hutang di kedai sudah Rp 2 juta, nanti mau bayar pakai apa,'' keluh Umar.

Warga lainnya, Hardianto, juga petani karet mengatakan jangankan untuk menyadap, keluar rumah saja malas, hujan itu tak ada henti-hentinya. Hardianto, hanya pasrah saja dengan kondisi ini, untuk berusaha sangat susah, tak ada kegiatan alternatif untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

''Apalagi harga getah tak ada naik-naik, padahal, kalau ditingkat petani hanya Rp 9 ribu hingga 10 ribu perkilogram, sementara harga kelapa sawit sudah lama naik,'' pungkasnya Hardianto. (srt)