BANGKINANG - Banyaknya irigasi pada lahan pertanian padi di Bangkinang Seberang, Dinas Pertanian Kabupaten Kampar mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Rusaknya irigasi ini sehingga mengakibatkan kekeringan pada sawah yang ada di wilayah Kecamatan Bangkinang tersebut. 

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kampar, Hendri Dunan saat ditemui GoRiau.com, Rabu (19/6/2019) di kantornya. 

"Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan pusat agar irigasi ini dirombak total. Karena sawah di Bangkinang Seberang sering kekeringan akibat rusaknya irigasi ini," sebutnya. 

Dunan juga menjelaskan, alasan kenapa tidak menggunakan anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) untuk perbaikan irigasi yang rusak tersebut dikarenakan ada aturan-aturannya menggunakan APBD. 

"Sekarang timbul pertanyaan masyarakat, kok Pemda Kampar tidak mau memperbaikinya, ya tidak boleh. Karena ada bagian pekerjaan itu yang boleh dikerjakan dengan menggunakan APBD. Jadi tidak semata-mata semua pekerjaan itu boleh dikerjakan dengan APBD," jelas Dunan. 

Ia juga menegaskan, bahwa petani padi di Bangkinang Seberang ini menjerit setiap tahun disebabkan rusaknya irigasi sehingga menyebabkan kekeringan tersebut. Dan pihaknya merasa dikorbankan. 

"Kami sekarang dikorbankan, alasannya karena petani menjerit karena air tidak tersedia. Kenapa air tidak tersedia, ya kalian pahamlah, kan kalian orang media. Jadi, petani kami tidak panen,  produksi tidak mencapai target, tentu efeknya ya kami dinas pertanian," ungkapnya. 

Pria yang mengaku sudah membidangi pertanian selama 20 tahun ini juga merasa kesal dengan keluhan petani terhadap pihak Pertanian Kampar, karena menurutnya dirinya sudah merasa berbuat cukup untuk para petani di Kampar. 

"Jika masih ada yang bilang kurang pembinaan, pembinaan dalam bentuk apa. Kami sudah cukuplah rasanya. Boleh suatu saat kita audiansi lah. Kita hitung berapa APBD kami pakai dan berapa dari APBN kami buat, lebih besar APBD, tapi bukan bentuk bantuan bibit atau benih, bukan uang ya," kata Hendri Dunan. ***