JAKARTA - Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) memperpanjang dan memperluas PPKM (Pemberlakuan pembatasan Kegiatan Masyarakat) skala mikro hingga 17 Mei 2021. Perluasan itu meliputi Provinsi Kepulauan Riau, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua Barat sehingga total 30 provinsi telah wajib menerapkan kebijakan restriktif itu.

Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito dalam Rapat Koordinasi Evaluasi PPKM Mikro, Senin (3/5/2021) mengungkapkan, kebijakan ini ditetapkan guna mencegah peristiwa di India terjadi di Indonesia. Mengingat, Indonesia tengah menyongsong perayaan hari raya Idul Fitri 1442 H/Lebaran Idul Fitri 2021.

"Bercermin pada fenomena penyebaran kasus Covid-19 di India yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya ritual keagamaan maka pemerintah mengeluarkan kebijakan guna membatasi mobilitas masyarakat," kata Tito sebagaimana dikutip GoNEWS.co dari keterangan Puspen Kemendagri.

Seperti diketahui, medio 4 - 17 Mei 2021 terdapat Hari Raya Idul Fitri tanggal 13 Mei, cuti bersama tanggal 12 Mei dan libur akhir pekan 15-16 Mei. "Ada potensi mudik di sana. Inilah yang menjadi atensi dari Bapak Presiden," tutur Tito.

Tito meminta kepada kepala daerah untuk menarasikan dengan baik larangan mudik 2021.

Sebelumnya, India melaporkan adanya 256.947 kasus baru harian dan 1.757 kematian pada Senin (19/4/2021) lalu. Mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Adhitama menyebut, kasus Covid-19 di India sempat turun 10 kali lipat dari 90 ribu kasus menjadi 9 ribu tanpa vaksin di akhir tahun 2020. Namun, kasus melonjak naik hingga 30 kali lipat pada April 2021.

Tjandra menyebut, setidaknya ada sejumlah faktor yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di India. Pertama, penerapan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) yang mengendur setelah kasus melandai. Bioskop dan pasar-pasar mulai ramai kembali jika dibandingkan dengan September 2020 ketika negara itu masih memberlakukan lockdown. India merupakan salah satu negara dengan pemberlakuan karantina wilayah paling ketat di dunia, sebelumnya.

Selain itu, kata Tjandra dalam diskusi daring bersama PB IDI pada Rabu (28/4/2021), ada beberapa even besar selama Maret-April di India, yakni pemilu legislatif di lima negara bagian dan acara keagamaan. Festival Kumbh Mela memang disebut-sebut sebagai penyebab melonjaknya kasus Covid -19 di India. Namun Tjandra sendiri enggan menyebutnya sebagai satu-satunya faktor.***