PEKANBARU - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau Indra Agus Lukman mengatakan harga jual minyak mentah (crude oil) Bumi Lancang Kuning saat ini dibandrol pada angka 38 USD per barel.

Harga tersebut, kata Indra, telah mengalami penyetaraan dan tidak mengacu pada harga minyak dunia.

"Kalau seandainya dibuat mengikut dengan harga minyak dunia (di bawah 30 USD per barel), keuangan daerah akan kacau. Maka berdasarkan ketetapan sementara, harga minyak kita dipatok di angka 38 USD dengan asumsi penerimaan negara dari penjualan minyak tahun lalu masih ada, maka distandarkan di angka 38 USD," kata Indra, Jumat (22/5/2020) di Pekanbaru.

Dengan demikian, lanjutnya, dapat dipastikan bahwa Dana Bagi Hasil (DBH) Migas Provinsi Riau untuk tahun ini juga akan terkoreksi.

"Realisasi lifting kita tercapai, hanya besarannya sekarang berkurang, kalau dulu minyak kita per barel dipatok di atas 50 USD, tapi sekarang hanya menjadi 38 USD, tentu ini mempengaruhi besaran DBH yang akan kita terima," ujarnya.

Rendahnya harga jual minyak, kata dia, juga dipengaruhi oleh penurunan permintaan, dan penurunan konsumsi bahan bakar akibat dampak virus corona (Covid-19).

"Kilang- kilang minyak sekarang itu full, kapal-kapal tanker juga standby, rugi juga kalau produksi banyak tapi tidak ada yang beli," kata dia.

"Soalnya tidak hanya di kita, sebaran tanker di dunia, mulai dari Arab Saudi sampai Amerika, mereka semua standby minyak mentahnya karena memang pemakaiannya berkurang jauh, sampai ke angka 80 persen," demikian Indra. (mcr)