PEKANBARU - Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level IV di Pekanbaru, bikin sulit masyarakat kecil.

Demikian diungkapkan oleh seorang ibu dengan 6 orang anak bernama Anna. Anna kesehariannya berjualan rokok, korek api, minuman-minuman kaleng, hingga permen, di pinggir Jalan Sudirman Pekanbaru, tepatnya didepan Sudirman Trade Center.

Anna mengaku sangat kesulitan saat PPKM diberlakukan di Kota Pekanbaru, ditambah penyekatan kerap kali dilakukan di jalan tempatnya berjualan.

“Gara-gara ini (PPKM) Jauh lah merosot penjualan, biasa siang aja udah banyak yang belanja, ini sepi betul. 5 tahun saya jualan disini barulah ini seperti ini. Kalau kami orang kaya tak apa kami di rumah aja, tapi karena orang susah kan, apa mau dikasih makan anak nanti. Kalau di rumah apa mau dimakan anak saya 6,” tandas Anna, saat ditemui GoRiau, Selasa (27/7/2021) sore.

Kemudian Anna meminta, agar pemerintah memberikan solusi lain untuk masyarakat kecil sepeti dirinya. Karena yang merasakan dampak dari PPKM tidak hanya dirinya, rekan-rekannya berjualan juga merasakan hal yang sama.

“Kasiani kami, kalau lama-lama (PPKM). Pikirkanlah orang kecil, kalau pejabat enak lah begaji, makan dari gaji. Kami ni nggak jualan satu hari, habis uang modal, sementara kita punya hutang, penagih hutang tu tak mau tau dia, kalau tak ada marah-marahlah dia, namanya uangnya sudah kita pakai untuk modal, dia taunya uangnya harus ada, kita mau tak mau harus bayar,” pinta Anna dengan sedih.

Pantauan GoRiau di depan Sudirman Trade Center (STC) Selasa siang, memang terlihat lengang, sepi dari kegiatan masyarakat. Bahkan banyak toko-toko yang terlihat tutup.

Bahkan saat mewancarai Bu Anna, pedagang lain hingga tulang parkir datang mendekat, antusias menyampaikan keluhan terkait PPKM di Pekanbaru.

“Iya kami bantulah kami ni sampaikan sama penguasa tu, kami ni memang kesulitan sekarang, kasian anak kami,” kata seorang tukang parkir yang datang mendekat. ***