BALI - Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi menjadi orang ketiga yang mengundurkan diri sebelum masa kepengurusan berakhir. Sebelumnya, Bardosono dan Sjarnubi Said yang mundur di tengah jalan. 

Bardosono hanya menjabat Ketua Umum PSSI selama dua tahun yakni tahun 1975 hingga 1977. Dia mundur karena merestui juara bersama Persija Jakarta dan PSMS Medan pada Kompetisi Perserikatan dan kegagalan Indonesia ke Olimpiade Montreal, Kanada 1976. Saat itu, Indonesia kalah dalam drama adu penalti lawan Korea Utara di Stadion Utama Gelora Bung Karno dimana Anjas Asmara yang ditunjuk jadi algojo gagal. 

Sedangkan Sjarnudi Said hanya menjabat satu tahun yakni pada 1982 hingga 1983 karena adanya pelarangan pemain asing di Galatama yang menyebabkan adanya gesekan dengan pemilik klub Pardedetex Medan. 

Edy Rahmayadi yang menjabat selama dua tahun dari November 2016 hingga Januari 2019  secara mengejutkan menyatakan mundur pada acara pembukaan Kongres Tahunan PSSI di Bali, Minggu, 20 Januari 2019. Di hadapan seluruh anggota PSSI, perwakilan klub, dan pengurus daerah, Gubernur Sumatra Utara yang mengaku sudah berusaha melakukan yang terbaik menyampaikan permohonan maaf.

"Saya mohon maaf sekali lagi apabila ada kata-kata yang kurang tepat, apabila ada perbuatan yang kurang baik. Saya manusia biasa," kata Edy dalam kata pengundurannya.

Dia pun menyerahkan tongkat kepengurusan PSSI secara simbolis kepada Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono. Penyerahan posisi ketua umum ini dilakukan secara simbolis dengan menyerahkan bendera PSSI berwwarna hijau.

"Saya serahkan bendera ini. saya berarti dengan sah detik ini saya serahkan kepemimpinan ini akan dilanjutkan," ujar mantan Pangkostrad ini. ***