PEKANBARU - Anggota DPRD Riau Dapil Kota Pekanbaru, Ade Hartati Rahmat mengaku miris dengan terjeratnya salah seorang oknum personel Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) dalam pusaran prostitusi online.

Dikatakan Politisi PAN ini, keberadaan aplikasi MiChat memang sudah sangat meresahkan masyarakat, terutama di Kota Pekanbaru. Bahkan, berdasarkan laporan yang dia terima aplikasi ini menyasar anak-anak usia remaja

Dalam keresahan masyarakat ini, Satpol PP, kata Ade, mestinya memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) sebagai penegak regulasi di daerah malah terhebat dan otomatis sebagai penjaga nilai dan norma, tapi kenyataannya malah terjebak pada perilaku yang jauh dari nilai-nilain dan norma yang ada

"Harus ada evaluasi untuk yang bersangkutan supaya tidak terjadi lagi kedepannya," kata Ade, Selasa (5/10/2021).

Untuk mengantisipasi prostitusi online ini, Ade meminta supaya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru bisa profesional dalam menjalankan sistem rekrutmen di dalam tubuh Satpol PP.

"Evaluasi harus dilakukan mulai dari sistem perekrutan, integritas dari setiap individu, memperkuat tata kelola kelembagaan, serta memberikan hukuman sesuai perbuatannya dari individu yabg telah melakukan kesalahan," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, oknum anggota Satpol PP di Kota Pekanbaru, Riau, babak belur dihajar 6 pria usai memesan wanita pekerja seksual komersial (PSK) melalui prostitusi online.

Insiden itu terjadi pada hari Senin (4/10/2021) dini hari, sekitar pukul 05.00 WIB. Awalnya korban yang berinisial A, check in di Hotel Red Planet Pekanbaru, yang berada di Jalan Tengku Zainal Abidin.

Setelah check in, kemudian A memesan layanan PSK melalui aplikasi MiChat. Setelah mendapatkan wanita PSK, kemudian A membuat kesepakatan dengan perempuan tersebut untuk melakukan hubungan badan, shorttime dengan tarif Rp 600 ribu.

Setelah ada kesepakatan, perempuan itu mendatangi kamar A. Namun, setelah sampai di kamar A, perempuan itu malah ditolak karena A menilai wajahnya tidak sama dengan foto yang ada di aplikasi MiChat.

Lantaran kesal, perempuan itu langsung mengambil dompet A, namun didalam dompetnya hanya ada uang senilai Rp 195 ribu. Hingga akhirnya terjadi cekcok antara A dan perempuan itu.

Saat itu, perempuan itu mengadu kepada temannya dengan mengaku kalau ia sudah diperkosa oleh seseorang di Hotel Red Planet.

Mendengar itu, 6 orang lelaki teman perempuan itu langsung datang ke hotel dan menghajar A sampai babak belur. ***