PEKANBARU - Usai menjadi narasumber dalam acara Fisip Universitas Riau (Unri) yang mengusung tema Sinergitas Pemerintah Daerah dan Universitas dalam Konteks Pembangunan SDM Riau di Era 4.0, Rabu (7/8/2019), Gubernur Riau Drs H Syamsuar disodorkan petisi tuntutan BEM Unri tentang permasalah karhutla (kebakaran hutan dan lahan) oleh perwakilan BEM Unri.

BEM Unri menuntut Pemerintah Provinsi Riau untuk menyelesaikan permasalah karhutla di Riau. Adapun enam poin tuntutan BEM Unri, sebagai berikut:

1. Menuntut Gubernur Riau untuk menyelesaikan karhutla selama 7 hari kerja.

2. Menuntut Gubernur Riau untuk mengungkap aktor intelektual berdasi atau korporasi paling lambat 3 hari kerja.

3. Menuntut Gubernur Riau adakan dialog terbuka antar satgas karhutla dan mahasiswa Unri serta melibatkan mahasiswa dalam satgas karhutla.

4. Hentikan diskriminasi hukum pada masyarakat bawah atau buruh yang diduga pembakar lahan.

5. Menuntut pemerintah untuk mencabut izin perusahaan pembakar lahan.

6. Menuntut pemerintah daerah dan pusat untuk membentuk tim gabungan pencari fakta karhutla Riau.

Usai membaca tuntutan BEM Unri tersebut, dengan tegas Syamsuar mengatakan, bahwa saat ini satgas (satuan tugas) darat sedang berjibaku memadamkan api dengan dikepung asap yang menyengat hidung dan mata.

"Kemarin saya mendapatkan laporan ada Danramil di Siak yang masuk ke dalam gambut yang terbakar dan berhasil selamat. Artinya, melakukan pemadaman lahan bukan hal yang mudah dan cepat, serta butuh waktu. Kalau dalam 7 hari kerja tidaklah memungkinkan," kata Syamsuar.

Sedangkan penegakan hukum saat ini sudah dijalankan Polda Riau untuk tersangka yang diduga melakukan pembakaran lahan. Sementara untuk korporasi (perusahaan) belum ada lapora yang masuk ke dirinya dari penegak hukum.

"Izin perusahaan besar itu dari Pemerintah Pusat, bagaimana Pemerintah Daerah mencabut izinnya. Sementara kewenangannya itu ada di pusat," ungkap Syamsuar.

Syamsuar pun mengajak mahasiawa/i BEM Unri untuk turun ke lapangan melihat kondisi kebakaran lahan secara langsung. Syamsuar pun tidak segan-segan mengajak mahasiswa/i dari perguruan tinggi mana saja untuk ikut membantu pemadaman karhutla.

"Mari kita bersama-sama menjaga Riau ini untuk bebas dari asap. Kalau mahasiswa/i mau ikut memadamkan api silahkan saja. Kami tak ada melarang, namun tetap harus waspada. Karena untuk memadamkan api kebakaran lahan dibutuhkan kemahiran," jelas Syamsuar. ***