JAKARTA - Kiprah Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dalam memetakan masalah bangsa dengan jernih, menuai pujian.

Belum lagi, kritikannya yang lugas terhadap berbagai produk kebijakan pemerintah termasuk kritik kerasnya terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Begitu Anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan menilai sosok Fahri Hamzah saat menjadi pembicara dalam peluncuran dua buku karya Fahri berjudul 'Arah Baru Pemberantasan Korupsi dan Daulat Rakyat', di Media Center Gedung Nusantara III DPR RI, Jumat (27/9/2019). Hadir pula sebagai pembicara Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon.

Bahkan, politisi muda PDI Perjuangan itu mengatakan bahwa parlemen masa depan kehilangan Fahri yang kritis dan lugas, juga sosok yang cerdas. "Bagi saya Fahri adalah role model, bagaimana seorang politisi yang ideal. Sering kali saya katakan etalase Parlemen harus diisi oleh orang-orang seperti Bang Fahri. Jujur mungkin kita semua kehilangan. Harusnya sosok Fahri selalu hadir di Parlemen dan pada periode ke depan kita tidak bertemu lagi," sebut Arteria.

Dua buku yang ditulis Fahri, lanjut Arteria, begitu detail dan luar biasa karena tidak saja mengulas bagaimana idealnya memberantas korupsi, tapi juga mengulas masa-masa transisi pemerintahan hingga reformasi secara jelas.

"Buku tersebut sekaligus merefleksikan betapa Fahri mengenal masalah kebangsaan dengan baik. Saya katakan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional Fahri di atas rata-rata kami yang ada di DPR," katanya.

Bahkan, masih menurut Arteria, Fahri juga pendengar yang baik, pengamat yang baik, dan pemerhati yang baik. Padahal, biasanya orang pintar itu tidak mau dengar orang lain. "Beda dengan Bang Fahri. Dia masih mau mendengar. Ini jadi pembelajaran bagi kita semua. Fahri berani menyatakan yang benar. Berani untuk tidak populer. Kalau bangsa ini punya banyak Bang Fahri, Pak Jokowi enggakkerepotan," pujinya.

Menurut Arteria, Presiden Jokowi dikelilingi orang-orang yang tidak berani mengambil kebijakan yang tidak populer, dan bahkan nilai selalu ingin tampil cantik dengan jabatan dan keputusannya. Itulah mengapa Presiden Jokowi seperti bekerja sendiri dan selalu gamang. Padahal, punya banyak pasukan.

"Fahri orang yang mengenal masalah, dan beliau mampu menjelaskan secara terstruktur dan jelas, karena dia punya logika berpikir yang baik. Ini smeua tercermin dalam bukunya. Kalau kita baca buku ini, bagaimana dia bisa ngupas semua. Adik-adik mahasiswa harus belajar dan mau membaca," tutupnya.***