RENGAT - Sejak hari pertama dimulai, 16 jalur asal Kabupaten Indragiri Hulu yang ikut berlaga pada iven nasional pacu jalur di Tepian Narosa Teluk Kuantan, Kuansing, mulai berguguran.

Tim jalur andalan asal Inhu itu hanya mampu masuk pada putaran hari ketiga, dan tak satupun dari mereka yang mampu menembus babak final.

Hal ini tentunya menjadi tanda tanya banyak pihak, terutama masyarakat pecinta pacu jalur. Bahkan, ada yang menyebut bahwa kegagalan itu dikarenakan tidak adanya bantuan dan suport dari Pemda Inhu.

"Hancur... Jalur dari Inhu kalah semua, dan ini sungguh sangat memalukan. Jangankan menang, masuk final saja tidak," kata Edi Sandra, kepada GoRiau.com via selulernya sambil menggerutu, Jumat (31/8/2018).

Edi mengaku, kejadian buruk ini merupakan yang pertama sepanjang sejarah dialami oleh jalur asal Inhu. Karena, sebelumnya Inhu selalumenjadi yang terbaik atau minimal masuk dalam tiga besar.

"Sepengetahuan saya, penampilan jalur Inhu tahun 2018 ini merupakan yang terburuk sepanjang sejarah, sejak iven pacu jalur di Tepian Narosa ini digelar," ketusnya.

Disamping penampilan yang tidak maksimal, Edi menduga bahwa kegagalan tim jalur Inhu itu melaju ke babak final diakibatkan para atlet tidak mampu membeli puding. Ditambah lagi tidak sedikit pun adanya bantuan dan suport dari Pemda Inhu, tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tidak adanya bantuan dana untuk tim jalur tersebut diakui oleh Kabid Olahraga Dipora Inhu, Eldja Septarima.

Eldja mengaku bahwa, tidak diberikannya bantuan tersebut lantaran adanya pengurangan anggaran pada dinas tersebut."Kita ada pengurangan anggaran, makanya pada tahun ini Pemkab Inhu tidak dapat menyalurkan bantuan untuk tim jalur yang berangkat ke Teluk Kuantan," ucap Eldja Septarima. ***