JAKARTA -- Umumnya manusia menganggap ular sebagai binatang yang sangat menakutkan, karena bisa membunuh dengan lilitan, bisa dan gigitannya.

Ternyata, hewan melata yang menakutkan ini tidak ditemukan di sejumlah negara, seperti di Islandia, Irlandia, Greenland, Hawaii, Vatikan dan Selandia Baru, sehingga penduduk di wilayah tersebut tak perlu khawatir akan dililit, dipatuk, disembur dan ditelan ular.

Dikutip dari Kompas.com yang melansir Pop Science, tak banyak hewan yang bisa bertahan hidup di ekosistem bersuhu minus derajat celcius seperti di dekat kutub, termasuk ular.

Itulah sebabnya, tak ada habitat ular ditemukan di wilayah-wilayah dingin yang berdekatan dengan kutub seperti di Antartika.

Sedangkan wilayah terpencil seperti Hawaii tak dihuni ular karena wilayah tersebut adalah pulau yang terisolasi secara geografis, terletak jauh dari pulau-pulau lainnya.

Pulau yang terisolasi, memang cenderung memiliki ekosistem binatang yang terbatas. Meskipun tak semua wilayah kepulauan bebas ular, seperti di Kepulauan Karibia, Polinesia dan Madagaskar.

Wilayah-wilayah ini meski terpisah secara geografis dengan pulau lainnya, tapi dulunya adalah satu wilayah pulau besar yang akhirnya terpisah karena bencana, atau yang jarak antar pulaunya cukup dekat sehingga memungkinkan kawanan ular menyeberang melalui jalan air.

Selandia Baru, Greenland dan Cape Verde termasuk wilayah bebas ular karena memiliki wilayah geografis yang sangat jauh dari pulau-pulau besar lainnya. Sehingga tak ada kawanan ular yang bisa menyeberangi air dan mencapai wilayah negara-negera tersebut.

Meski begitu, tak ada penelitian ilmiah yang bisa memastikan bahwa wilayah-wilayah ini akan selamanya bebas ular.

Karena perpindahan satwa bisa terbantu oleh banyak hal, seperti misalnya perpindahan penduduk atau jalur perdagangan.

Seperti misalnya di Guam, salah satu wilayah kekuasaan Amerika di Pasifik, sebelumnya tak memiliki habitat ular hingga pecahnya Perang Dunia II.

Selama perang, kapal kargo yang merapat di sana secara tak sengaja membawa serta spesies ular pohon coklat. Hingga kini, spesies ular ini menjadi spesies invasif di kawasan Guam.

Selain karena faktor cuaca dan kondisi geografis, ada pula wilayah di permukaan bumi yang tak dihuni ular sama sekali karena wilayah tersebut tak memiliki kawasan hutan alami sama sekali, seperti di Kota Vatikan.***