JAKARTA - Massa bersenjata bambu runcing dan pentungan diperkirakan berjumlah ribuan orang mendatangi Mapolres Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (22/5) sekitar pukul 13.00 WIB.

Massa yang datang dari wilayah utara Pamekasan ini, datang ke Mapolres di jalan stadion dengan berjalan kaki dari area Monumen Arek Lancor yang berjarak sekitar 500 meter.

Selain membawa bambu runcing dan pentungan, beberapa orang di antaranya juga membawa botol dan batu. Bahkan satu mobil pikap berisi batu, tetapi tidak dibawa ke Mapolres Pamekasan.

Mereka mengaku sengaja datang ke Mapolres Pamekasan sebagai bentuk solidaritas atas kematian akibat peristiwa bentrok demo 22 Mei di Jakarta.

"Kami tidak terima dan kami meminta Polres Pamekasan di sini ikut bertanggung jawab atas kejadian di Jakarta," kata koordinator aksi, Jauhar. Dikutip dari Antara.

Awalnya, aksi massa itu berlangsung tertib, meski semua peserta membawa bambu runcing dan pentungan.

Kapolres AKBP Teguh Wibowo menemui secara langsung massa. Ia menjelaskan, pihaknya akan menyampaikan aspirasi massa ke Kapolri melalui Polda Jatim.

"Di Pamekasan ini, Polres adalah mitra, dan anggota polisi yang ada di sini kebanyakan warga Pamekasan," kata kapolres.

Dalam kesempatan itu, Kapolres dan Koordinator Lapangan massa pengunjuk rasa Jauhar berdiri di atas mobil polisi dan sama-sama menenangkan massa.

Massa selanjutnya mulai bergerak untuk membubarkan diri. Namun karena ada provokasi, maka situasi menjadi memanas.

Massa pengunjuk rasa yang hendak pulang, berbalik melempari polisi dengan batu dan botol. Provokasi ini memicu aksi pengunjuk rasa lain, sehingga suasananya semakin tegang.

Imbauan yang disampaikan kapolres agar massa tenang, tidak diindahkan, sehingga pasukan Brimob Polda Jatim terpaksa memukul mundur massa pengunjuk rasa.***