SIAK - Dari sekian banyak peluang bisnis sampingan yang cukup potensial dijalankan, kuliner merupakan salah satu bidang usaha yang cukup diminati masyarakat. Mulai dari bisnis katering, warung makan, kedai kopi, aneka kue kering.

Hal itulah yang dilakukan Nadya Wely Ningsih (30), warga Simpang Belutu Kecamatan Kandis, yang biasa di panggil Nadya. Seorang ibu rumah tangga yang memulai usahanya dari hobi memasak dan mendekorasi kue buatannya sendiri. Omsetnya mencapai 2 juta lebih perminggunya.

"Caisar Taste, begitulah saya menamai usaha ini dengan harapan dapat mewakili selera raja, tapi dapat dinikmati disetiap kalangan, juga terinspirasi dari nama anak pertama saya Caisar Aldhio Danadyaksa," tutur Nadya, Minggu (10/9/2017) kemarin.

Wanita kelahiran Muaralabuh itu menceritakan, bagaimana ia memulai usahanya, hingga kue buatanya banyak diminati konsumen. Ini tak luput dari peran media sosial, karena setiap kue yang sudah jadi selalu diunggah (posting). Dari sanalah kemudian muncul ketertarikan pesanan dari orang-orang terdekat, sampai dari keluar daerah.

"Usaha ini dirintis sejak 2015 yang lalu, hingga kini saya melayani pemesanan dan pembuatan kue-kue tradisional, modern dan cake dekorasi, untuk berbagai acara. Selain itu kue yang saya buat ini tidak menggunakan bahan pengawet sehingga aman untuk dinikmati oleh siapa saja," jelasnya.

Bahan yang di gunakan Nadya, semuanya bahan pilihan, gunanya untuk mendukung kualitas kue, sehingga menciptakan produk yg sehat bagi anak-anak. Selain itu, agar kualitas produk terjaga, Nadya turun langsung meracik adonan untuk menjaga cita rasa dan kelezatan produksi kuenya.

"Trend saat ini adalah kreasi 3 dimensi dan warna-warna yang menarik, serta yang terpenting adalah rasa dadi kue tersebut dan harga yang bersaing," ujar ibu 1anak itu.

Sama halnya dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) Permen Santan Cap Mawar dan UKM Dapur Ziha berupa makanan ringan warga Kelurahan Simpang Belutu, Kandis.

"UKM Permen Santan itu mampu memproduksi 60 pak/hari, jika dirupiahkan sebanyak 450 ribu/hari. Saat ini kita bantu pembuatan label halal dan izin dari dinas kesehatan serta PIRT," kata Mulyasari selaku Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) kecamatan Kandis.

Dijelaskan oleh Sari, sertifikasi P-IRT (izin industri rumah tangga) harus dimiliki oleh pelaku usaha dalam menggerakkan industri makanan serta minuman skala rumah tangga. Dengan mempunyai sertifikat P-IRT maka usaha mereka dapat lebih diterima oleh retail–retail besar, seperti mall, supermarket serta agen grosir.

"Sebenarnya masih banyak lagi UKM yang berkembang di kecamatan Kandis. Saat ini yang menjadi kendala adalah modal, alat produksi dan pemasaran," tandas Sari.

Sementara itu menurut Camat Kadis Irwan Kurniawan mengatakan, pihaknya terus melakukan dukungan terhadap UKM, baik bantuan usaha dan pemasaran.

"Beberapa waktu lalu, kami sudah koordinasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Riau mengenai bantuan dana untuk UKM di Kandis, selain itu kami juga menghimbau dan membuat surat edaran agar kantor pemerintah dan swasta di Kandis membeli produk-produk dari UKM, terutama produk makanan dan minuman," ungkap Irwan.

Mantan Camat Sungai Mandau itu menegaskan bahwa UKM ini menjadi perhatian serius, karena ini merupakan usaha mandiri yang dapat membantu ekonomi masyarakat.***