WASHINGTON - Organisasi kesehatan yang berbasis di AS (Amerika Serikat), EcoHealth Alliance, disebut menggunakan uang federal untuk mendanai penelitian virus corona di laboratorium China.

Mengutip GoNEWS.co, Kamis (9/9/2021), hal tersebut diungkap The Intercept. Mereka mengaku memiliki 900 halaman dokumen yang merinci pekerjaan EcoHealth Alliance, termasuk proposal hibah yang didanai oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases serta pembaruan proyek yang berkaitan dengan penelitian EcoHealth Alliance.

Dokumen itu didapat sehubungan dengan litigasi Undang-Undang Kebebasan Informasi yang sedang berlangsung oleh The Intercept terhadap National Institutes of Health. Intercept juga membuat dokumen lengkap yang tersedia untuk umum.

Dokumen-dokumen tersebut berisi beberapa detail penting tentang penelitian di Wuhan, termasuk fakta bahwa pekerjaan eksperimental utama dengan tikus yang dimanusiakan dilakukan di laboratorium tingkat 3 keamanan hayati di Pusat Percobaan Hewan Universitas Wuhan - dan bukan di Institut Virologi Wuhan, seperti sebelumnya.

"Ini adalah peta jalan menuju penelitian berisiko tinggi yang dapat menyebabkan pandemi saat ini," kata Executive Director of U.S. Right To Know, Gary Ruskin sebagaimana dikutip GoNEWS.co dari The Intercept.

U.S. Right To Know adalah sebuah kelompok masyarakat yang telah menyelidiki asal-usul Covid-19.

Hibah virus corona kelelawar, memberi EcoHealth Alliance total sebanyak $3,1 juta, termasuk $599.000 yang digunakan Institut Virologi Wuhan sebagian untuk mengidentifikasi dan mengubah virus corona kelelawar yang kemungkinan menginfeksi manusia.

Menurut Richard Ebright, ahli biologi molekuler di Rutgers University, dokumen tersebut berisi informasi penting tentang penelitian yang dilakukan di Wuhan, termasuk tentang pembuatan virus baru.

"Virus yang mereka buat diuji kemampuannya untuk menginfeksi tikus yang direkayasa untuk menampilkan reseptor tipe manusia di sel mereka," tulis Ebright.***