JAKARTA - Pernyataan dari politisi Hanura, Dadang Rusdiana yang memutuskan untuk hijrah dan nyaleg melalui Partai NasDem dianggap tidak merugikan Partai Hanura.

Bahkan kepindahan Dadang Rusdiana dkk, dianggap sebagai langkah yang tepat. Hal ini diungkapkan Ketua Bidang Organisasi DPP Hanura, Benny Rhamdani, Selasa (17/7/2018).

"Ya bagus mereka pindah, Hanura tak dirugikan kok," ujar Benny saat dikonfirmasi GoNews.co.

"Sekali lagi kepindahan mereka, tidak menyebabkan kerugian sedikitpun bagi Partai Hanura. Kenapa? Karena mereka tidak ada gunanya bagi Hanura di era milineal dan kekinian saat ini. Hanura saat ini butuh kader yang loyal, disiplin dan punya semangat kerja yang baik," timpalnya.

Hanya saja kata Benny, jika memang mau pindah partai sah-sah saja, tidak perlu melakukan atau memberikan pernyataan bohong.

"Alasan mereka keluar dan pindah partai yang katanya enggak tahan di goblok-goblokin Ketua Umum itu enggak masuk akal dan enggak berdasar. Itu bohong besar," tandasnya.

Bahkan kata politisi asal Sulawesi Utara ini, dengan kehadiran Oesman Sapta Odang sebagai Ketua Umum, Partai Hanura menjadi lebih baik dari sebelumnya. "Ya jelas pembohongan publik. Seolah-olah ada perlakuan kasar atau digoblok goblokin dari Ketum, itu kan gak masuk akal, yang benar itu, mereka dimarahin karena tidak becus dalam bekerja," tandasnya.

Lanjut Benny, mereka (Dadang dkk, red), tidak biasa bekerja di dalam sistem yang dibangun oleh Oesman Sapta Odang.

"Jadi begini, ketika pak Oso membuat aturan baru yang lebih baik, dan ketat, mereka yang tidak bisa mengikuti dan tidak becus bekerja. Intinya mereka ini yang gak biasa disiplin, sehingga dengan peraturan itu mereka tidak nyaman dan gak betah," paparnya.

Jadi kata Benny, pernyataan itu bukan pernyataan dari seorang politisi, tapi kata dia, itu adalah pernyataan dari seorang pembohong besar.

"Dari awal, yang membuat kegaduhan di Hanura itu kan mereka. Dimana mereka saat itu melakukan pemecatan seorang ketum lewat munaslub yang ilegal," tandasnya.

Disamping itu, dalam perjalanan munaslub kata Benny, Sudding dan kawan-kawan juga telah dikalahkan di PTUN. Dan kepengurusan Oesman Sapta Odang syah dimata hukum.

"Yang sudah diakui melalui sidang putusan di PTUN dan Kemenkumhan itu kan Oso, meski saat itu masih menyebut Sekjennya Suding. Tapi mereka itu sudah kalah, karena PTUN dan Kemenkumham," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah anggota DPR Fraksi Partai Hanura mendaftar jadi calon legislatif 2019 lewat Partai Nasdem.

Hal itu disampaikan oleh politikus Hanura yang juga pindah, Dadang Rusdiana. Alasan terkuat pindah adalah karena konflik internal di Hanura yang belum juga selesai antara kubu Oesman Sapta Odang dan Syarifuddin Sudding.

"Pertama kan ada konflik internal di Hanura yang sampai sekarang belum selesai. PTUN memutuskan kubu Sudding yang menang, kubu kami. Kemudian itu tidak dieksekusi oleh Kemenkumham. Itu kan menjadi konflik," kata Dadang di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018.

Dadang menyampaikan para kader yang pindah merasa tidak nyaman jika terus berada di bawah kepemimpinan Oso. Menurut dia, lebih baik pindah jika terus berada di pusaran konflik. "Politisi itu kan dipilih masyarakat, punya kedudukan kuat di masyarakat. Tapi kalau tiba-tiba kami misalkan di DPP, sebagai petinggi partai dianggap enggak punya peran apa-apa, digoblok-goblokin, siapa yang tahan kan. Kan itu jadi masalah," ujar Dadang.***