JAKARTA - Tatkala melangkah ke garasi mobil rumahnya yang berada di Kampung Babakan Cianjur, Desa Malasari Cimaung Bandung, Jawa Barat, Siti Aisah suka melirik dua buah barbel terbuat dari semen.

Saat itu, mantan lifter putri nasional ini langsung teringat dengan anaknya Cantika, panggilan akrab Windy Cantika Aisah yang pertama kali berlatih olahraga angkat besi menggunakan barbel tersebut.

"Cantika itu mulai saya perkenalkan dengan olahraga angkat besi saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Dia pertama kali mengangkat barbel terbuat dari semen dengan pegangan pipa paralon yang saya buat bersama suami. Kami sengaja membuatnya karena tidak punya dana buat membeli barbel sungguhan yang harganya cukup mahal," cerita Siti Aisah kepada Azhari Nasution wartawan Gonews.co Group, pekan lalu.

"Kalau melihat barbel semen itu saya teringat Cantika saat saya latih angkat besi ketika masih kecil. Dan, Cantika juga pasti ingat jika melihat barbel terbuat dari semen itu," tambahnya.

Cantika berlatih menggunakan barbel terbuat dari semen itu hingga tamat SD. Kemudian, kata Siti Aisah, Cantika diantar berlatih di Pengcab PABBSI yang punya peralatan cukup lengkap.

Perasaan peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Amerika Serikan tahun 1987 dam perak Kejuaran Dunia di Jakarta 1988 ini merasa sangat senang Cantika sudah melampaui prestasi yang diukirnya. Apalagi, Cantika mauk dalam jajaran Kontingen Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo 2021.

"Saat saya masih menjadi lifter angkat besi cabang olahraga angkat besi belum dipertandingkan di Olimpiade. Angkat besi putri baru dipertandingkan pada Olimpiade Sydney 2000. Makanya, saya senang Cantika mampu menembus Olimpiade Tokyo 2021," ujarnya.

Windy Cantika Aisah saat tampil di kejuaraan. 

Ya, angkat besi wanita memang pertama kali dipertandingkan di Olimpiade Sydney 2000. Saat itu, lifter andalan Indonesia, Lisa Rumbewas yang berusia 29 tahun sukses meraih medali perunggu di kelas 48kg.

"Saya berharap Cantika mampu meraih hasil maksimal di Tokyo nanti. Dan, kami akan selalu berdoa untuk kesuksesannya," kata Siti Aisah yang mengaku senang jika diundang pada acara pelepasan Kontingen Indonesia menuju Olimpiade Tokyo 2021.

Bukan hanya mengenang soal barbel terbuat semen, Siti Aisah juga teringat tatkala Cantika dipanggil masuk pelatnas di Markas Marinir Jalan Kwini, Jakarta Pusat. "Sewaktu saya kena Kangker Servic selama 6 bulan di rawat dia selalu ikut, eeh sekarang platnas di mes Marinir sekitaran RSPAD juga," ungkapnya.

Bersama kedua orang tua. 

Karir Cantika di olahraga angkat besi memang cukup cemerlang. Di usia 17 tahun, dia sukses mempersembahkan medali emas untuk Indonesia pada SEA Games Filipina 2019.

Kemudian, Cantika menghiasi debutnya di tingkat senior dengan prestasi bersejarah lolos ke Olimpiade Tokyo. Lifter putri berusia 18 tahun itu mengamankan tiket ke olimpiade setelah meraih medali perunggu pada Kejuaraan Asia Angkat Besi di Tashkent, Uzbekistan 2021. ***