PEKANBARU, GORIAU.COM - Saat ini di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, pembangunan pasar tradisional masih belum merata. Maka itu, calon legislatif perempuan dari Partai Golkar untuk DPRD Kota Pekanbaru, Mardisna, bertekad  memperjuangkan nasib rakyat dengan membangun pasar induk di tiap kecamatan.

"Sekarang ini, pasar atau pusat perbelanjaan tradisional di Pekabaru belum merata di tiap kecamatan," kata Mardisna kepada pers di Pekanbaru, Rabu siang (2/4/2014).Mardisna merupakan caleg daerah pemilihan (dapil) Kecamatan Tampan dan Payung Sekaki. Seperti diketahui, kata dia, pasar tradisional merupakan hal yang mendasar dan paling dibutuhkan oleh masyarakat.Selama ini, kata dia, pasar tradisional memang telah cukup banyak di Pekabaru, namun letaknya masih tidak strategis dan belum merata di tiap kecamatan.Seperti di Kecamatan Tampan, demikian Mardisna, sampai saat ini belum ada pasar induk yang konsisten bukan setiap harinya. "Kalaupun ada, pasar tersebut di Panam dan hanya buka pada hari-hari tertentu. Sementara satu pasar induk berada di ujung dan telah masuk wilayah Kecamatan Marpoyan Damai," katanya.Maka dari itu, kata dia, kemudian pihaknya bertekad untuk memperjuangkan lahan pasar ke pemerintah jika terpilih menjadi legislator 2014-2019."Selama ini, keberadaan 'pasar kaget' memanh sudah cukup membantu masyarakat, namun itu belum optimal karena bisa kapan saja tergusur karena lahan yang bukan milik pemerintah," kata dia.Selain akan memperjuangkan pasar induk, Mardisna juga berjanji untuk memperjuangkan fasilitas pendidikan khususnya sekolah.Menurut dia, saat ini masih banyak anak-anak yang telah masuk usia pelajar dini setingkat Sekolah Dasar (SD), khususnya di Kecamatan Tampan dan Payung Sekaki terpaksa menunda keinginannya karena keterbatasan kapasitas ruang sekolah.Makanya, kata dia, kedepan pihaknya akan memperjuangkan adanya lahan untuk sekolah di tiap kelurahan di Pekanbaru. "Di tiap kelurahan, minimal ada dua SD dan satu SMP sehingga dapat memenuhi kuota calon pelajar," kata dia.Sementara untuk Sekolah Menengah Atas (SMA), kata dia, sebaiknya juga ada di tiap kecamatan agar dunia pendidikan dapat lebih maju kedepannya. (fzr/ant)