JAKARTA - Kinerja Arsyadjuliandi Rachman dalam memimpin Riau dianggap lamban dan tak ada terobosan. Hal ini juga dipengaruhi karena tidak adannya sosok pendamping yang diangkat guna membantu pekerjaannya.

Penilaian itu disampaikan Peneliti Senior LIPI, Alfitra Salamm kepada GoRiau.com (GoNews Group), Sabtu (19/11/2016) di Jakarta.

"Bagaimana program pembangunan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misi Riau, kalau Gubernur hanya bekerja sendiri. Kekosongan Wakil Gubernur ini tanpa disadari juga menghambat semua pekerjaan dalam mensejahterakan rakyat," ujarnya.

Lanjut Alfitra, dari informasi yang berkembang, memang pengusulan sosok yang akan mengisi kekosongan Wagubri hanya tinggal menunggu hari, dan sesuai aturan, Golkar sebagai partai pengusung memiliki otoritas untuk mengusulkan calon calonnya.

Dalam kaitan ini, Alfitra Salamm berharap agar Golkar segera memilih figur yang terbaik dan mampu menjadi figur yang kreatif. "Sosok tersebut harus memiliki keberanian, berpengalaman, dan dapat melengkapi kekurangan yang saat ini jelas nampak pada sosok Andi Rachman," tegasnya.

Namun demikian, Alfitra Salamm juga mengingatkan, Golkar harus segera dan secepatnya mengambil keputusan. Meskipun calon tersebut berasal dari Provinsi lain.

"Soal calon dari Provinsi lain itu sah sah saja, tapi jika calon yang dipilih Golkar memaksakan dari luar daerah, pastinya akan menyakitkan masyarakat Riau sendiri. Dan saya yakin betul ini akan mendapat perlawanan dari DPRD Privinsi Riau," tandasnya.

Bahkan kata dia, jika DPRD menerima juga calon dari Provinsi lain, patut dicurigai. "Karena menurut saya, masih banyak calon atau figur yang diusulkan dari Provinsi Riau. Kita semua berharap Golkar akan lebih arif dan menggunakan akal sehatnya untuk mengusulkan calon yang terbaik. Ambil sikap tegas, jangan bertele-tele dan membiarkan Andi Rachman bekerja sendirian," pungkas Alfitra. (**/dnl)