PEKANBARU, GORIAU.COM - Sepertinya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tidak akan berharap banyak lagi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN) untuk kelanjutan pembangunan Gedung Bedah Sentral RSUD Arifin Achmad yang saat ini masih terbengkalai.

Pasalnya, semakin hari, gedung tersebut semakin lapuk dan tidak terawat. Sementara Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan hanya mampu menganggarkan Rp20-40 miliar setiap tahunnya.

Jika dikalkulasikan, butuh waktu hingga 8 tahun untuk menyelesaikan gedung tersebut. Untuk itu, Pemprov Riau harus memaksakan diri menyelesaikan gedung tersebut dengan anggaran sendiri.

Direktur Utama RSUD Arifin Achmad, Anwar Beth, Jumat (4/7/2014), menjelaskan, minimnya anggaran yang direalisasikan Kementerian Keuangan untuk kelanjutan pembangunan Gedung Bedah Sentral tersebut membuat gedung tersebut semakin tidak jelas waktu penyelesaiannya.

"Rencananya kita akan menganggarkan sendiri untuk melanjutkan pembangunan gedung tersebut. Karena Kementerian Kesehatan hanya mampu maksimal menganggarkan Rp20-40 miliar setiap tahunnya," kata Anwar Beth.

Namun keinginan untuk melanjutkan sendiri pembangunannya juga bukan perkara mudah. Dimana Pemprov Riau harus meminta persetujuan kepada Pemerintah Pusat. "Kita tengah melobi pusat, jika disetujui, maka pembangunan akan dipercepat," tutur Anwar.

Semasa Yulwiriati Moesa menjabat sebagai Dirut RSUD Arifin Achmad, pihaknya mengusulkan anggaran sebesar Rp160 miliar pada APBD Perubahan 2014 untuk kelanjutan pembangunan tersebut.

Ada pun peruntukan Rp160 miliar tersebut diantaranya untuk pengadaan peralatan instalasi gedung, begitu juga dengan perombakan ruang Insentive Care Unit (ICU) yang diperkirakan ada 25 ruangan beserta peralatannya. "Untuk satu ruangan saja beserta peralatan membutuhkan Rp3-5 miliar," papar Yulwiriati.

Gedung Bedah Sentral ini merupakan instalasi khusus untuk melaksanakan tindakan pembedahan (operasi) baik yang direncanakan (efektif) maupun gawat (emergency) yang kondisi ruangannya selalu steril.***