PEKANBARU - Bakar tongkang yang setiap tahunnya dilaksanakan warga keturunan Tiongkok di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, berawal dari hijrahnya warga keturunan Tiongkok yang hijrah ke bagian selatan bumi sekitar tahun 1820 an.

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Fahmizal Usman menceritakan kepada GoRiau.com, bagaimana sejarah bakar tongkang di Bagansiapiapi dilaksanakan warga Tiongkok. Sesampainya di Selat Malaka, warga Tiongkok ini melihat ada cahaya yang terang seperti api atau lampu di pinggir pantai. Akhirnya warga Tiongkok yang hijrah ini menghampiri cahaya terang tersebut.

"Sesampainya dicahaya yang terang itu, merupakan gerombolan kunang-kungang yang banyak sekali. Karena cahayanya seperti api yang terang, dari situlah berawal kenapa namanya Bagansiapiapi. Warga Tiongkok ini pun memutuskan untuk menetap dan hidup di sana," kata Fahmizal.

Dikatakan Fahmizal, setelah warga Tiongkok memutuskan melangsungkan kehidupan di Bagansiapiapi, bersumpah tidak akan pulang lagi ke daerah asalnya. Sumpah warga Tiongkok ini dengan membakar kapalnya yang terbuat dari kayu.

"Dari sanalah kenapa adanya bakar tongkang di Bagansiapiapi, yang menjadi sebuah ritual bagi marga warga Tiongkok yang ada di Indonesia, maupun di luar negeri. Karena warga Tiongkok yang sudah memutuskan memulai kehidupan baru ini sudah bersumpah tidak kembali lagi ke daerah asalnya," ujar Fahmizal.

Masih kata Fahmizal, bagi warga Tiongkok yang sudah menetap di Bagansiapiapi saat bakar tongkang meyakini arah jatuhnya tiang kapal yang sudah dibakar itu, sebagai pertanda keberuntungan untuk memulai sebuah usaha.

"Setelah dibakar tiang kapal tongkang itu jatuh ke arah laut, mereka (warga Tiongkok) meyakini rezekinya dari laut. Begitu juga jika tiang kapal itu jatuhnya ke darat, menyakini kalau rezekinya dari darat. Kedua hal itu mereka yakini dari nenek moyangnya sampai hari ini. Hal ini hanyansatu di dunia dan hanya ada di Riau, Indonesia. Mereka pun akan mengubah bisnisnya sesuai arah jatuhnya tiang itu," ungkap Fahmizal.

Seluruh keturunan warga Tiongkok yang menetap diseluruh belahan dunia meyakini hal tersebut dan hadir pada acara tersebut, sambung Fahmizal. Wisatawan mancanegara pun datang menyaksikan langsung Festival Bakar Tongkang ini di Bagansiapiapi.

"Banyak warga keturunan Tiongkok menetap di Bagansiapiapi hijrah ke luar negeri dan kembali lagi hanya untuk menyaksikan bakar tongkang ini. Tentunya moment seperti ini sebagai daya tarik wisata yang harus diambil pemerintah pusat dan daerah, sehingga festival ini masuk dalam kalender nasional," jelas Fahmizal. ***