JAKARTA- Owner Pancoran Soccer Field (PSF), Gede Widiade mengapresiasi  silaturahmi sejumlah legenda Timnas Indonesia saat menjalani laga persahabatan Fun Football di Pancoran Soccer Field (PSF), Jakarta, Senin (6/2/2023). Bahkan, Gede menyebut kegiatan ini perlu dilestarikan dan diwadahi.

“Karena prestasi dan keringat mereka mungkin tidak bisa dihargai dengan uang. Minimal dengan berkumpul dan bersilaturahmi seperti ini, saran dan nasihat atas pengalaman mereka di lapangan bisa dibagikan,” ujar Gede Widiade.

Sebagai mantan pemain nasional yang pernah membela Merah Putih di era mulai 70an, seperti Anjas Asmara, pemikirannya sangat diperlukan. “Kalau mereka dibuatkan semacam organisasi dan mau memberikan sumbangsih pemikirannya soal sepak bola, tentunya sangat bagus,” kata Gede Widiade.

Anjas Asmara merupakan salah satu legenda top Timnas Indonesia pada masanya. Pada saat Indonesia bertemu Uruguay dalam laga persahabatan tahun 1974 di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Anjas turut berkontribusi dengan menyumbangkan satu gol.

Indonesia dan Uruguay bertanding dalam rangka hari ulang tahun PSSI, digelar dua kali. Pertama Indonesia menang 2-1, selanjutnya kalah 2-3.

Pada ajang silaturahmi di Pancoran Soccer Field, Anjas Asmara dimintai untuk memberikan sumbangsih terkait persepak bolaan Tanah Air. Salah satunya, ia menceritakan masa lalu Timnas Indonesia yang dikenal sebagai Macan Asia. Lalu Anjas membandingkan dengan kondisi skuad Garuda saat ini yang mana level Asia Tenggara saja yang ngos-ngosan.

“Dulu pemain demi Merah Putih, mau berjuang mati-matian. Itu tidak ada uang. Kenapa dulu Indonesia disebut Macan Asia. Lalu sekarang, masuk Asia saja susah, tentu perlu dipertanyakan,” kata Anjas Asmara yang kini penampilannya seperti rocker.

Kegiatan silaturahmi tersebut juga diselingi diskusi terkait isu-isu sepakbola Indonesia, mulai organisasi PSSI, pembinaan, naturalisasi, perwasitan, kepelatihan hingga match fixing. Kegiatan tersebut diadakan sekaligus untuk menjalin tali silaturahmi antar mantan pemain sekaligus keluarga sepak bola Indonesia.

Eks timnas yang terlibat, antara lain Nur Alim, Rully Nere, Herry Kiswanto, Ferril Raymond Hattu dan Anjas Asmara. Meski usianya sudah di atas 50 tahun, beberapa di antaranya masih kuat berlari. Bahkan, teknik dan skill bermain bola terlihat belum luntur.

Contohnya adalah Nur Alim. Mantan palang pintu skuad Garuda era 90an tersebut begitu kokoh dan masih sulit ditembus rekan-rekannya.

Beberapa kali ia menggagalkan striker lawan yang hendak mencoba masuk pertahanan yang dikawalnya. Meski demikian, permainan sepak bola tersebut tak terlalu serius. Sebab, ajang ini hanya sebagai sarana silaturahmi yang diinisiasi pihak Pancoran Soccer Field. ***