BANGKINANG - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Kabupaten Kampar Riau, Ahmad Fikri, mengatakan, kekosongan posisi Wakil Bupati (Wabup) telah menjadi perhatian khusus Gubernur Riau, baik secara pemerintahan maupun secara kepartaian dalam kapasitas Syamsuar sebagai Ketua DPD I Golkar Riau.

Menurut Fikri, Gubernur Syamsuar sudah menyikapi persoalan ini secara lisan maupun melalui surat agar kekosongan wabup segera diisi.

"Saya salut Pak Gubernur sangat memahami situasi masyarakat kita saat ini. Seperti apa keinginan masyarakat Kampar. Ini juga menyangkut kebutuhan jalannya roda pemerintahan yang efektif. Beliau sangat peduli," ujar Fikri saat ditemui di kediamannya di Bangkinang Kota, Senin (8/6/2020) malam.

Fikri menjelaskan, Syamsuar selaku Gubernur Riau merupakan perpanjangan tangan pusat punya kepentingan bagaimana persoalan kekosongan kursi Wabup ini dapat terisi demi pelayanan terhadap masyarakat lebih maksimal.

"Saya menganggap gubernur sangat paham kondisi Kampar. Beliau beberapa kali datang ke Kampar bukan sekedar silaturahmi dan kunjungan kerja semata. Beliau juga mendengar aspirasi masyarakat Kampar termasuk mendengar aspirasi warga terkait kekosongan posisi wabup ini," katanya.

Fikri mengungkap, dirinya intens berkomunikasi dengan orang nomor 1 di Riau itu mengenai persoalan ini.

Fikri mengaku sangat memahami kegundahan Syamsuar itu. Karena menurut lelaki yang akrab disapa Onga ini, tanpa seorang Wabup jalannya roda pemerintahan dianggapnya pincang dan kurang efektif

"Waktu saya silaturrahmi dengan beliau banyak persoalan Kampar yang beliau sampaikan. Persoalan ini tetap selalu beliau ingatkan," urai Fikri.

Fikri mengungkap, pihaknya sudah mengkomunikasikan soal perhatian besar yang diberikan oleh Syamsuar mengenai posisi Wabup yang masih lowong ini dengan Catur Sugeng Susanto selaku Bupati Kampar maupun sebagai Ketua Harian Golkar Kampar.

"Onga sudah sampaikan ke bupati hasil pertemuan Onga dengan gubernur itu," tegas Fikri lagi.

Untuk itu, Fikri meminta Pemda yang dipimpin Catur serius mensuport proses pembahasan posisi wabup ini berjalan sehingga menemui titik terang.

"Jangan hanya keinginan koalisi saja, pemda juga harus mensuport ini," terang Ahmad Fikri.

Hanya saja, hemat Fikri, soal nama calon wabub ini tetap harus menjadi ranah koalisi. Bupati cetus Fikri, cukup saja mendorong agar prosesnya bisa berjalan dalam tempo yang tidak terlalu lama, mengingat batas waktu proses pencarian figur wakil bupati di negeri serambi mekkah ini semakin mendekati batas akhir di Oktober ini.

"Soal nama, koalisi harus membicarakan baik-baik. Dan sejauh ini, masing-masing koalisi sangat memegang etika kebersamaan ini," ungkap dia.

Onga juga membeberkan, di awal bergulirnya proses pengisian posisi wabub setahun lalu, dirinya sempat disetujui koalisi untuk mengisi kursi wabub. Akan tetapi, sebut Fikri, dirinya tidak bersedia. Katanya, ia mundur demi memberikan kesempatan pada figur lain.

"Demi menjaga perasaan koalisi Onga belum bersedia. Waktu itu Onga menjaga, jangan ada kesan bupati sudah dari Golkar, wakilnya Golkar lagi. Walau koalisi waktu itu sudah setuju sama Onga tapi Onga belum bersedia demi menjaga perasaan kawan-kawan koalisi," ulas dia.

Fikri juga menyingung kriteria wabup yang cocok untuk mendampingi Catur adalah figur yang dapat sejalan dengan bupati dalam seiya sekata. Wabup menurut hemat dia, juga harus dapat membantu, melengkapi dan menjaga komunikasi yang baik dengan bupati.

"Soal apa yang mesti dilakukan oleh bupati untuk mendorong proses ini berjalan lancar dalam waktu yang semakin singkat ini, bupati tidak usah mendengar saran-saran ke sana ke sini. Ya ke koalisi la seharusnya beliau berkonsultasi," saran Fikri.

Fikri mengingatkan, bupati harus fokus dan konsentrasi menyelesaikan benang kusut posisi wabup. Sebab, ulas dia, ini akan menjadi tolak ukur kinerja bupati dan partai-partai koalisi.

Politisi berkacamata ini mewanti-wanti, bila kursi wabup kosong sampai masa jabatan priode ini habis, maka pemerintahan ini dianggapnya gagal. Koalisi gagal.

"Jangan dianggap sepele persoalan ini. Kalau kita benar-benar memikirkan kebaikan daerah ini, maka kursi wabub harus terisi," tukas dia.

Ayah tiga anak ini menjelaskan, komunikasi terakhir dirinya dengan Catur Sugeng sudah positif. Catur, aku Fikri sudah merespon situasi ini dengan sangat baik. Sehingga dengan kondisi ini, Fikri merasa optimistis kalau kekosongan posisi wabub ini akan dapat diisi. ***