KAMPAR - Forum Pekanbaru Kota Bertuah (PKB) memberikan sejumlah bantuan kepada Pondok Pesantren Tahfiz, Darul Mukhlasin yang berada di Jalan Garuda Sakti Km 6, Tapung, Kampar.

Bantuan tersebut diantarkan langsung oleh sejumlah pengurus Forum PKB ke lokasi Ponpes. Ketua Forum PKB, Masril Ardi bahkan sempat menangis melihat kondisi Ponpes yang menumpang di mushalla perumahan.

Pantauan GoRiau.com, anak-anak santri tengah shalat Dzuhur berjamah di dalam mushalla yang sangat sederhana, tidak ada kipas angin apalagi AC, tidak ada pintu apalagi jendela. Semua sangat sederhana.

GoRiau Para santri saat makan bersama
Para santri saat makan bersama para pengurus Forum PKB. (foto: Hasbul/GoRiau.com)

Mushalla yang jadi pusat Ponpes ini bahkan tidak memiliki tempat wudhu apalagi kakus. Sehingga kebutuhan air dialihkan ke perumahan sekitar.

Selesai shalat, santri menyambut rombongan dengan sukacita dan menyalami satu persatu rombongan. Selanjutnya, pengurus makan bersama dengan santri.

Ketua Forum PKB, Masril menjelaskan dalam kesempatan ini pihaknya mengantarkan sejumlah bantuan mulai dari mukenah, sajadah, Alquran, kopiah, sabun mandi dan bahan-bahan Sembako untuk keperluan anak-anak serta pengurus Ponpes.

"Mudah-mudahan sedikit bantuan ini bisa bermanfaat, semoga silaturahmi kita bisa berkelanjutan lagi nantinya," kata Masril, Minggu (29/11/2020).

Saat ini, ujar Masril, anak-anak di Ponpes tidak mendapatkan pendidikan formal, jika mereka memiliki kemampuan akademis, maka Ponpes akan memberikan ijazah paket untuk bisa memasuki bangku perkuliahan.

"Saya sudah komunikasikan dengan dinas terkait di Kampar,  supaya mereka bisa dapat pendidikan formal dan diterima di sekolah negeri. Supaya kehidupan mereka lebih terjamin di masa yang akan datang, kita doakan supaya wacana ini bisa terwujud," terangnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Ponpes, Ustadz Annas Sanjaya mengungkapkan, Ponpes ini merupakan Ponpes yang tidak mencari keuntungan, karena kebanyakan santri-santri yang dididik adalah santri yatim dan tidak mampu.

Semua kebutuhan hidup santri yang berkisar umur 8-17 tahun disini, lanjutnya, ditanggung oleh Ponpes melalui donatur-donatur. Sejak dibuka pada Juli 2020 lalu, Ponpes ini sudah memiliki empat cabang.

Empat cabang tersebut berada di Jalan Garuda Sakti Km 1, Jalan Swakarya, Jalan Melati dan Jalan Pasir Putih. Untuk kondisinya, menurut Annas tidak jauh berbeda. Jika ditotal, ada sekitar 70-80 anak santri yang mayoritasnya berasal dari luar Pekanbaru.

Bahkan, saat ini sudah ada 15 santri yang mau mendaftar, sayangnya keterbatasan dana dan tempat tinggal membuat mereka belum bisa diterima. Namun, jika sudah ada bantuan lagi, santri tersebut akan diterima.

GoRiau Penyerahan sembako dari pengur
Penyerahan sembako dari pengurus Forum PKB ke Majelis Taklim yang turut mengurusi operasional Ponpes. (foto: Hasbul/GoRiau.com)

Untuk santriwati, Ponpes Darul Mukhlasin sudah memiliki 10 santriwati yang dididik terpisah dari santri laki-laki. Mereka diasuh dan tinggal bersama ustadzah dengan menyewa dua rumah di perumahan tersebut.

"Kalau untuk Mushalla, ini kita bangun secara gotong royong bersama orang di perumahan. Karena keterbatasan dana, pembangunan tidak bisa dilakukan secara sekaligus," pungkasnya.

Sebagai informasi, Ponpes Darul Mukhlasin sempat menggemparkan masyarakat, sebab salah seorang pengajarnya, Ustadz Sutrio menjadi korban penganiayaan oleh pimpinan Ormas.***