PEKANBARU – Menteri Energi Sumber Daya dan Energi (ESDM) pada September lalu menyatakan energi listrik milik PLN mengalami surplus atau kelebihan, namun mirisnya, di Desa Tambusai Timur, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rohul, ada 200 kepala keluarga yang rumahnya belum teraliri listrik.

Hal itu diungkapkan warga kepada anggota DPRD Riau, Lampita Pakpahan saat menggelar reses di desa tersebut.

"200 warga Kampung Benteng Dusun VI Suka Damai, Desa Tambusai Timur menyampaikan aspirasi ke saya minta rumah mereka dialiri listrik," kata Lampita, Jumat (18/11/2022).

Dikatakan Lampita, warga yang telah puluhan tahun menetap di dusun tersebut telah berupaya untuk mendapatkan aliran listrik sejak tahun 2002 lalu, dengan cara mengajukan proposal kepada PLN, namun hingga saat ini belum juga terealisasi.

''Padahal trafo PLN dari rumah warga hanya berjarak sekitar 3 km dan jalan menuju dusun tersebut sudah diaspal, ini sungguh miris," kata Lampita.

Politisi Gerindra ini menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan listrik, warga menggunakan mesin dompeng namun sejak saat Pertamina menerapkan kebijakan pembatasan pembelian BBM jenis solar, listrik di desa tersebut hanya bisa nyala dari maghrib sampai jam 12 malam.

''Jadi ada beberapa warga yang dikatakan berada, memiliki mesin diesel yang listriknya dialirkan ke rumah-rumah warga, jadi warga yang dialiri listrik itu iuran untuk membeli minyak," jelasnya.

Atas penderitaan warga dusun tersebut Lampita meminta warga untuk membuat proposal untuk diajukan Lampita ke PLN permintaan Lampita tersebut disanggupi oleh warga dan hari itu juga diserahkan ke Lampita.

Kebetulan PLN ini mitra saya di DPRD Riau, saya akan perjuangkan keinginan warga dusun tersebut untuk mendapat aliran listrik pada tahun 2023 nanti," imbuhnya. (kl2)