PEKANBARU, GORIAU.COM - Masyarakat yang bermukim di Jalan Padat Karya, Kelurahan Umbansari, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru mengeluh. Pasalnya pembangunan jembatan sebagai akses jalan penghubung yang melintasi sungai di daerah tersebut tak kunjung kelar hingga saat ini.

Proyek jembatan bersumber dari dana APBD Murni Provinsi Riau tahun anggaran 2013, senilai Rp1.304.914.335.08 itu, kini hanya terdiri dari pondasi dan sejumlah besi yang belum dicor pada sisi atas. Dengan harga segitu, harga pondasi jembatan ini pun lebih mahal dari sebuah ruko di jalan protokol Pekanbaru.Hingga saat ini proses pengerjaan terhenti total. Masyarakat setempat saat ini tidak dapat menggunan jalan tersebut. Sebab jalan yang dibelah sungai yang mengalir ke Sungai Siak pekanbaru itu terputus lebih kurang setahun lamanya.

Informasi yang dirangkum di lapangan, menurut keterangan warga proses pengerjaan jembatan terhenti akibat sumber dana tak mencukupi.

''Yang saya tahu, pengerjaan jembatan ini memang sudah lama terhenti. Tapi saya tidak tahu penyebab pastinya. Berdasarkan informasi yang beredar, sumber dana Rp1,3 miliar lebih tersebut tak cukup membiayai jembatan sampai rampung,'' kata salah seorang warga yang bermukim tak jauh dari lokasi jembatan, Jumat (5/12/2014).

Sementara itu ketika dikonfirmasi kepada PPTK proyek jembatan pada saat itu, yakni Rini Harianti membenarkan hal tersebut. Menurutnya penyebab pembangunan jembatan yang tidak selesai karena sumber dana kurang.

''Iya betul, dana senilai Rp1,3 miliar tersebut memang tidak cukup untuk membangun jembatan sampai rampung,'' ujarnya yang saat ini menjabat sebagai PPK di Bina Marga Dinas PU Riau di ruang kerjanya.

Kendati demikian, Rini menjelaskan dana senilai satu koma tiga miliar lebih itu hanya khusus diperuntukkan untuk membangun pondasi jembatan saja. ''Sedangkan untuk membangun lantai jembatan harus perlu tambahan dana lagi. Namun penambahan dana ternyata tidak masuk ke dalam tahun anggaran berikutnya,'' pungkas Rini.

Ketika ditanyakan lebih jauh terkait penyebab kenapa pengajuan lanjutan pengerjaan untuk lantai jembatan tidak masuk ke dalam anggaran selanjutnya? Rini bungkam. Namun diduga pengajuan anggaran untuk jembatan malang itu dicoret.

Menanggapi hal itu, Direktur Indonesia Monitoring Development, Raja Adnan sontak kaget. Sebab dia tidak habis pikir, kenapa untuk membangun pondasi jembatan saja harus menguras dana lebih dari Rp1,3 miliar.

''Wah... ini sangat mencurigakan. Kalau menurut kajian saya pribadi, tidak pantas rasanya biaya pembangunan pondasi menghabiskan dana sebanyak itu. Saya rasa lima ratus juta sudah cukuplah,'' lantang Raja Adnan ketika ditemui.

Dinas PU Riau, lanjut Raja Adnan seharusnya transparan terkait pembangunan jembatan tersebut. Dia juga mempertanyakan apakah sumber dana Rp1,3 miliar itu untuk pembangunan pondasi saja, atau pembangunan jembatan hingga rampung.

''Ya seharusnya Dinas PU Riau harus transparan, kalau perlu RAB nya harus dipublikasikan. Dalam kasus ini saya cerna banyak sekali timbul perntayaan-pertanyaan yang menjanggal. Kalau memang benar dana tersebut hanya diperuntukkan untuk pembangunan pondasi, saya rasa tidak pantas. Kemungkinan besar kongkalikong Mark-Up terjadi,'' tegasnya.

Diketahui, berdasarkan arsip yang masih tersimpan di situs LPSE Riau, pembangunan jembatan itu dikerjakan oleh CV. Fatma Della yang berkantor di jalan Nusa Indah, Bangkinang. Pengerjaan dimulai pada 5 April 2013. Sedangkan untuk konsultan pengawas disabet PT. Bina Cipta Jaya Sejati. ***