JAKARTA - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menilai wacana politik nasional yang paling ngawur saat ini adalah wacana penambahan kursi pimpinan MPR RI menjadi 10 orang.

"Dari sekian banyak kegaduhan wacana politik, (penambahan kursi pimpinan MPR jadi 10 kursi, red) itu yang paling konyol (saat ini, red), saya kira," tukas Lucius di kantornya, Kamis (15/08/2019).

"Sulit sekali mencari pembenaran atas wacana itu," ujarnya menambahkan.

Lucius memaparkan, jika elit politik yang melontarkan wacana itu berdalih agar pimpinan MPR betul-betul bisa jadi representasi rakyat, "kenapa kursi pimpinan MPR tidak sekalian diisi oleh 9 perwakilan fraksi DPR RI dan 34 perwakilan DPD untuk masing-masing provinsi yang ada?".

Elit yang memunculkan wacana ini, menurut Lucius, baru saja membongkar syahwat kekuasaannya. Jika elit tersebut adalah anggota DPR, "dia tidak bisa juga seenaknya merubah ketetapan yang sudah ada,".

"Anggota DPR itu tidak mengambil semua mandat dari rakyat. Kita (rakyat, red) hanya memberikan delegasi terbatas kepada anggota DPR untuk memperjuangkan aspirasi," kata Lucius.

Seperti diketahui, pekan ini muncul wacana agar kursi pimpinan MPR ditambah menjadi 10 orang. Di awal pemerintahan Jokowi, pimpinan MPR berjumlah lima orang. Kemudian ditambah menjadi 7 orang.***