SELATPANJANG - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Meranti Dapil III, Sopandi, S.Sos meninjau langsung Sekolah Dasar Negeri (SD) 11 Desa Bokor yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan di Desa Bokor, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Riau.

"Memang sudah tidak layak pakai lagi, plafon berjatuhan dan sudah pada runtuh semua. Yang lebih parah lagi kayu yang diatas itu (beloti/gelegar) juga sudah lapuk," ucap Sopandi saat berbincang-bincang dengan GoRiau.com, Jumat (26/2/2021) siang usai melakukan peninjauan sekolah tersebut.

GoRiau Kondisi plafon bangunan yang r
Kondisi plafon bangunan yang rusak. (foto: istimewa)

Dijelaskan Sopandi, proses belajar mengajar di sekolah siswa yang berjumlah 143 dengan 11 tenaga pendidik atau guru tersebut dalam beberapa bulan ini memakai sistem shif, kelas 1 sampai kelas 3 mengikuti pelajaran dari pukul 7.30 WIB sampai pukul 9.30 WIB, dilanjutkan kelas 4 sampai kelas 6 dengan jam belajar pukul 12. Hal ini dikarenakan semua siswa hanya memakai 3 ruang kelas yang baru direhab tahun kemaren, 3 ruang lainnya tidak layak pakai karena sudah rusak dimakan usia.

"Saya mengharapkan dinas terkait yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Meranti segera menyelesaikan permasalahan ini agar siswa bisa belajar dengan tenang dan nyaman," harapnya.

Setidaknya, lanjut Sopandi, untuk kedepannya Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Meranti harus selektif dan tepat sasaran untuk membangun sekolah yang benar-benar membutuhkan uluran tangan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

"Kenapa begitu, agar pembangunan bisa dinikmati bersama dan tidak membangun sekolah yang sudah bagus itu juga dibangun. Semoga Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Meranti bisa menanggapi dengan cepat permasalahan ini, pungkas Sopandi anggota DPRD Kepulauan Meranti dari Fraksi PAN.

Hal senada juga disampaikan Kaharudin, Kepala Sekolah SDN 11 Desa Bokor yang berharap agar sekolah yang dipimpinnya itu bisa diperhatikan oleh pemerintah terkait.

"Kami sangat berharap agar sekolah kami diperhatikan betul-betul, karena bangunan yang rusak dibangun pada zaman kabupaten induk yaitu Kabupaten Bengkalis dulu. Setidaknya lewat Anggota dewan dapil kami, kami bisa menyampaikan aspirasi atau keluhan kami tentang sekolah ini," harapnya.

GoRiau Plafon yang runtuh ke bawah. (
Plafon yang runtuh ke bawah. (foto: istimewa).

Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kepulauan Meranti, Misdar yang dikonfirmasi mengenai hal ini mengatakan terhadap sekolah itu sudah diajukan pembangunnya tahun lalu melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan.

"Pembangunan sekolah itu sudah kita ajukan tahun lalu ke Kementerian, jika tidak lulus maka akan kita usulkan lagi tahun ini. Untuk itu saya tekankan kepada sekolah untuk melaporkan data Dapodik dengan kondisi apa adanya saja, karena lolos tak lolos berdasarkan data Dapodik yang dilaporkan. Kita terus berupaya memperbaiki sekolah yang rusak dan pembangunan ruang kelas. Kedepan tidak ada lagi sekolah-sekolah tingkat SD yang mengalami kekurangan kelas," kata Misdar.***