JOMBANG – Tim medis RSUD Jombang, Jawa Timur terpaksa memisahkan kepala bayi dari badannya untuk mengeluarkannya dari rahim sang ibu, Rohma Roudotul Jannah (29).

Dokutip dari detik.com, sebelum keputusan itu diambil, tim dokter punya 3 opsi dan telah diskusikan dengan matang demi keselamatan sang ibu.

Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan (Yanmed) RSUD Jombang dr Vidya Buana menuturkan persalinan normal sudah membuat kepala bayi keluar. Namun, terjadi kemacetan persalinan karena bahu bayi tersangkut (distosia bahu).

''Kepala sudah lahir, terjadi distosia bahu. Dalam proses melahirkan, kan terjadi penyulit itu sehingga bayi meninggal,'' kata dr Vidya saat jumpa pers di RSUD Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, seperti dilansir detikJatim, Senin (1/8/2022).

Dokter Vidya menjelaskan tiga dokter spesialis dilibatkan untuk mengatasi kemacetan persalinan tersebut. Namun, sampai 10 menit lebih, berbagai upaya yang dilakukan tim medis tidak bisa mengeluarkan tubuh bayi dari rahim Rohma. Jadi, bayi perempuan itu meninggal dengan posisi kepala sudah keluar.

''Dokter sudah menerapkan segala teori di kedokteran terhadap bayi ini. Namun, tidak berhasil. Sehingga akhirnya diputuskan menyelamatkan ibunya," terangnya.

Tim dokter saat itu, lanjut dr Vidya, mempunyai 3 opsi untuk mengeluarkan tubuh bayi sehingga nyawa Rohma bisa diselamatkan. Pertama, memaksa tubuh bayi keluar dengan risiko sang ibu mengalami robek pada jalan bayi.

Kedua, merobek tubuh bayi untuk mengeluarkan organ-organnya. Sehingga tubuh bayi yang menyusut bisa ditarik keluar. Ketiga, memotong kepala bayi, lalu mengeluarkan tubuhnya melalui prosedur operasi.

''Jadi, memisahkan dulu kepalanya supaya badannya bisa diangkat lewat operasi. Karena kalau dikembalikan lagi kepalanya juga tidak bisa. Itu sudah atas persetujuan keluarga, sudah kami jelaskan kepada keluarga,'' jelasnya.

Dirujuk Operasi Caesar

Yopi Widianto (26), Rohma Roudotul Jannah (29), menuturkan, kisah pilu itu bermula pada Kamis (28/7) pagi. Saat itu, istrinya yang hamil 9 bulan melakukan kontrol ke Puskesmas Sumobito, Jombang. Ternyata, istrinya sudah bukaan 3. Rohma pun dirujuk ke RSUD Jombang untuk menjalani operasi caesar.

''Kata istri saya sih gitu (pihak Puskesmas merujuk ke RSUD Jombang agar dioperasi caesar), saya kurang tahu juga. Saat tanggal 13 Juli kontrol di sini juga menyarankan caesar. Karena istri saya mengidap gula darah dan darah tinggi, bayinya juga gemuk,'' kata Yopi kepada wartawan di Sekretariat PWI Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Senin (1/8/2022).

Sampai di RSUD Jombang sekitar pukul 09.00 WIB, lanjut Yopi, pintu rahim istrinya sudah terbuka 5 atau bukaan 5. Saat itu, Rohma ditempatkan di ruangan bersalin, poli kandungan rumah sakit pelat merah tersebut.

Sekitar pukul 17.00 WIB, Rohma sudah bukaan 8. Namun, petugas medis yang menanganinya masih terus melakukan observasi. Proses persalinan secara normal dilakukan sekitar pukul 18.30 WIB. Petugas medis menilai bukaan rahim Rohma tergolong cepat, sehingga tidak perlu operasi caesar.

''Saat itu disuruh lahiran normal, sedangkan istri saya sudah tanya dua tiga kali ke perawat, kok tidak caesar? 'Kita usahakan', begitu jawabannya,"' terang warga Dusun Slombok, Desa Plemahan, Sumobito, Jombang ini.

Yopi mengaku terus menemani istrinya selama proses persalinan. Istrinya yang mengidap gula darah dan darah tinggi dipaksa melahirkan secara normal. Sampai sekitar pukul 19.30 atau 20.00 WIB, Rohma tak kuat lagi mengejan. Kondisinya sudah lemas.

''Kemudian divakum atau disedot hanya bisa keluar kepalanya, kondisi bayi sudah meninggal. Para perawat panik, menelepon dokter, dokter datang, ditangani tidak berhasil. Sampai 4 dokter tidak berhasil,'' ungkapnya.

Menurut Yopi, persalinan sempat dihentikan sementara dalam kondisi kepala bayinya sudah keluar sekitar pukul 21.00 WIB. Dokter lantas meminta izin darinya untuk pemisahan anggota tubuh agar bayi bisa dikeluarkan dari rahim istrinya. Selain itu, untuk menyelamatkan nyawa istrinya.

''Saya setujui proses itu karena tidak ada cara lain agar bayi bisa keluar dan ibunya bisa selamat,'' jelasnya.***