BENGALURU - Meski sekolahnya hanya sampai kelas V SD, namun Veeragandham Teja bisa bekerja sebagai dokter di 16 rumah sakit swasta di India.

Dikutip dari Kompas.com, Teja juga dipercaya memberikan kuliah medis, hingga membantu polisi selama wabah virus corona.

Namun, karier Teja sebagai dokter gadungan selama empat tahun itu berakhir setelah istri keduanya melayangkan laporan ke polisi tentang kekerasan dalam rumah tangga.

Kemudian dia juga membuat kesalahan dengan meminta polisi membatalkan catatan kriminal seseorang, di mana dia diketahui mengendarai SUV orang itu.

Setelah melakukan penyelidikan, penegak hukum mengungkap fakta bahwa seluruh gelar medis yang didapat Teja adalah palsu.

''Dia sangat pintar,'' ujar salah seorang penegak hukum senior di Kepolisian Rachakonda, Bengaluru, mengomentari sosok Teja.

Si petugas senior itu menuturkan, bahkan ketika ditangkap, sang dokter gadungan itu menyaru sebagai polisi.

Semua berawal pada 2016, ketika dia diciduk karena mengaku sebagai polisi India. Bahkan dia menggunakan mobil yang diklaim milik anak polisi lainnya.

Namun dilansir Odidty Central Senin (14/9/2020), dia berhasil lolos. Sejak saat itu, dia kemudian bekerja di sejumlah rumah sakit.

Setelah penyelidikan digelar, terungkap bahwa sebenarnya pendidikannya tak lebih dari kelas 5 SD, di mana dia kemudian drop out.

Teja diketahui kabur dari rumahnya pada 2005, dan melanglang buana ke berbagai kota, seperti Tirupati, Howrah, Lucknow, menjual minuman dan camilan di kereta.

Saat itulah, dia bertemu dengan dokter bernama YS Purushottam Reddy, dan mendapatkan pekerjaan serta melihat keuntungan berkarier di bidang medis.

Reddy, yang mendengar pengakuan Teja bahwa dia yatim piatu, segera membantunya mendapatkan SIM serta menawarkan bantuan finansial dan tempat tinggal.

Teja lalu menggunakan nama belakang si tenaga medis, YS, dan menggarap berbagai sertifikat palsu untuk memuluskan aksi penipuannya.

Setelah memperoleh ijazah palsu kelas 10 dan 12, dia membeli seritifkat kualifikasi dasar medis (MBBS) dari konsultan pendidikan di Delhi.

Dia menggunakan dokumen tersebut untuk magang di salah satu rumah sakit berbekal ijazah kedokterannya untuk menghindari kecurigaan.

Selepas lulus dan mendapatkan gelarnya, dia pindah ke Bengaluru di mana dia sempat bekerja sebagai petugas medis distrik setempat, sebelum menuju ke Hyderabad.

Penyidik menemukan fakta lain bahwa dia jauh lebih tua dari usia yang tertera di dokumennya, 23 tahun, dan sempat menangani pasien virus corona.***