PALANGKARAYA – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak hanya berdampak buruk bagi manusia, tetapi juga satwa seperti orangutan. Bahkan, saat ini 37 orangutan terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan dirawat intensif di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Berdasarkan data dari Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), dari 37 satwa dilindungi itu yang terserang ISPA, beberapa di antaranya berusia dewas dan selebihnya masih anak orangutan. “Total yang terinfeksi di kita 37 orangutan, ada 31 yang kecil-kecil dan ada enam yang dewasa,” kata CEO Yayasan BOSF Jamartin Sihite, Sabtu (21/9/2019).

Seluruh orangutan yang terinfeksi dirawat di kandang karantina. Kondisi satwa asli Pulau Kalimantan dengan bahasa Latin Pongo pygmaeus itu menjadi perhatian khusus bagi para dokter hewan yayasan BOSF. Pasalnya, ISPA cukup membahayakan kesehatan orangutan.

Untuk memulihkan kesehatan satwa langka tersebut, tim dokter hewan memberikan obat dengan bantuan inhalasi agar seluruh orangutan yang terserang ISPA bisa lebih lega bernapas. Selain itu, tim medis memberikan tambahan vitamin kepada setiap orangutan agar mereka bisa bertahan dari paparan kabut asap.

“Kondisinya seperti yang kita lihat, harus kita kasih bantuan obat dengan bantuan alat inhalasi supaya dia bisa lebih lega bernapas. Hampir semua juga orangutan kami berikan vitamin. Sebab, kalau badannya sehat, kuat, dia akan lebih tahan dengan kondisi asap,” kata Jamartin.

Selain itu, untuk melindungi kesehatan orangutan dari ancaman kabut asap, pihak yayasan BOSF sementara waktu meniadakan kegiatan sekolah hutan bagi anak-anak orangutan. Sebab, kegiatan itu dikhawatirkan dapat memperparah penyakit ISPA yang diderita orangutan.

Saat ini, masih terdapat lebih dari 400 orangutan yang menjalani rehabilitasi di Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng Palangkaraya. Kabut asap diharapkan dapat segera reda agar tidak mengancam kesehatan warga, termasuk para orangutan.***