DURI - Limbah minyak mentah milik PT Chevron Pacifik Indonesia (CPI) dituding telah mencemari perkebunan sawit milik warga. Kendati sudah pernah diprotes tapi perusahaan milik Amerika itu seolah tidak perduli.

"Sudah berkali-kali warga protes baik datang ke Chevron maupun melalui pemberitaan media, tapi CPI hanya mengumbar janji manis saja dengan langsung turun seketika itu saja, tapi realisasi untuk membersihkan limbahnya juga tak juga dilakukan hingga saat ini," kata Ibas, Tokoh Pemuda di Duri ini kepada GoRiau.com, Selasa (15/8/2017).

Pencemaran limbah minyak mentah itu, lanjut Iwan lagi terjadi di Desa Petani, Desa Boncah Mahang dan daerah Balam. Ada ratusan hektar kebun sawit warga yang terkena dampak limbah tersebut hingga tak berhasil berbuah meski usianya sudah mencapai 3 hingga 6 tahun lebih.

"Perkebunan sawit milik masyarakat dalam 3 sampai 6 tahun ini tidak bisa menghasilkan buah. Malah ada sawitnya mati meski sudah rutin diberi pupuk dan dirawat layaknya perawatan sawit lainnya. Dugaan kuat masyarakat, kematian pohon-pohon sawit mereka akibat limbah minyak mentah milik PT Chevron yang dibuang di daerah tersebut," ucap Ibas lagi.

Malah lebih parahnya lagi, ketika tanah perkebunan warga dicangkul terdapat gumpalan minyak mentah berwarna hitam. Limbah minyak inilah yang diduga masyarakat penyebab utama matinya pohon sawit mereka.

"Dalam hitung warga beberapa tahun ini, mereka mengalami kerugian akibat pencemaran limbah Chevron sudah mencapai miliaran rupiah. Ini mereka hitung dari biaya penanaman yang sudah berulang kali, dan juga banyak pohon sawit yang tidak menghasilkan buah," bebernya lagi.

Ibas menilai turunnya pihak Chevron untuk melakukan survey selama ini menanggapi klaim masyarakat itu seolah hanya untuk pengobat hati masyarakat agar tenang dan tidak membuat riak-riak terkait limbahnya yang berserakan di sekitar perkebunan sawit warga ini.

"Kita berharap Chevron tidak hanya sebatas melakukan survey saja, tetapi tolong berikan ganti rugi kepada masyarakat atas apa yang mereka alami akibat limbah itu semala bertahun-tahun. Chevron juga harus segera membersihkan lahan perkebunan warga dari limbah minyak mentah itu. Dinas Lingkungan Hidup juga harus tanggap dengan masalah ini," kata Ibas dengan sangat lantang.

Sementara itu, Pihak Chevron yang dikonfirmasi GoRiau.com melalui bagian PGPA Chevron Rumbai, Okta Herifandi menjawab akan mencoba melakukan kordinasi terlebih dahulu dengan rekan yang berada di wilayah Duri. "Saya cari info dulu dan kordinasi dengan teman-teman di Duri," jawabnya. ***