PEKANBARU - Pasca terbongkarnya kasus prostitusi online via Blackberry Messenger (BBM) dengan tarif Rp3,5 juta sekali kencan, Selasa (14/3/2017) kemarin, Polresta Pekanbaru terus mendalami jaringan prostitusi ini.

Hal itu disampaikan Kasatreskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto saat menggelar ekspos pengungkapan prostitusi online di Mapolresta Pekanbaru, Rabu (15/3/2017) siang.

"Saat pemancingan, pelaku MM alias Aurel menawarkan empat orang 'anak asuhnya' kepada anggota kita yang menyamar. Setelah disepakati, pelaku memasang tarif Rp3,5 untuk sekali kencan," ujar Kasat.

Kasat menuturkan, hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengakui sudah enam bulan menjalankan bisnis prostitusinya. Modusnya, pelaku mengirimkan foto-foto 'anak asuhnya' kepada pria hidung belang.

"Pelaku masih belum kooperatif saat memberikan keterangan, dan saat ini kita sedang menelusuri jumlah 'anak asuh' pelaku. Karena pada handphone pelaku, ada puluhan wanita yang siap dijajakan pelaku," terangnya.

Untuk rentang usai wanita-wanita 'anak asuh' Aurel ini, Kasat melanjutkan, rata-rata wanita yang dijajakan oleh pelaku berkisar antara usia 19 tahun hingga 25 tahun, dan tidak hanya untuk melayani pria hidung belang saja.

BACA JUGA:

. Polresta Pekanbaru Bongkar Prostitusi Online Via BBM Bertarif Rp3,5 juta Sekali Kencan

. Polda Riau Bongkar Bisnis Prostitusi Online, 3 Mucikari dan 3 Cewek ABG Ditangkap saat Layani Pelanggan di Hotel Berbintang Pekanbaru

"Pelaku juga bisa menyediakan wanita panggilan untuk menjadi pemandu lagu ditempat-tempat karaoke, atau juga hanya sekedar menemani tamu-tamu di tempat hiburan malam," lanjut Kasat.

"Dari tarif Rp3,5 juta ini, pelaku mendapat keuntungan Rp2,5 juta untuk sekali transaksi, dan Rp1 juta diberikan kepada wanita atau 'anak asuhnya'. Sementara ini, tidak kita temukan 'anak asuh' pelaku yang masih dibawah umur," sambungnya.

Terkait kasus prostitusi online ini, Kasat mengungkapkan, pihaknya masih melakukan penyidikan dan pemeriksaan mendalam guna mengungkap jaringannya. "Ada beberapa nama yang diakui pelaku ikut terlibat, tapi dari bukti handphone korban, nama-nama tersebut tidak ada," tutup Kasat.***