JAKARTA - Anggota Komisi IX fraksi partai Golkar DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Barat I, Darul Siska, mengajak masyarakat untuk masing-masing berdoa agar vaksin Covid-19 bisa segera tersedia. Ketersedian vaksin dan suksesnya vaksinasi diyakini penting agar masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala dan Indonesia segera bangkit dari dampak pandemi.

Pernyataan Darul tersebut, menyusul munculnya pertanyaan-pertanyaan masyarakat Sumbar mengenai kapan vaksin tersedia dan apakah terjamin kehalalannya?

"Pertanyaannya seputar itu saja masyarakat di Dapil. Karenanya, mari kita sama-sama berdoa agar vaksin segera tersedia," kata Darul kepada GoNews Grup, Kamis (26/11/2020) petang.

Selanjutnya, kata Darul, jika vaksin sudah tersedia, masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang cukup, diharap bersedia untuk melakukan vaksin mandiri. "Agar cakupan vaksin gratis dari program pemerintah itu bisa menyasar masyarakat yang tidak mampu,".

Secara nasional, Darul tak menampik adanya sebagian masyarakat yang belum sepenuhnya mempercayai vaksin, atau percaya tapi hanya kepada vaksin merah putih. Sebabnya, menurut Darul, bisa karena nasionalisme dan bisa juga karena tak utuhnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat.

"Itulah sebabnya, saya memandang, setelah kita semua berjibaku selama ini untuk turut menanggulangi pandemi dan vaksin bagian yang amat penting untuk melindungi masyarakat, PR berat selanjutnya adalah bagaimana pemerintah melakukan sosialisasi dan edukasi yang efektif. Terlalu banyak unsur pemerintah yang bicara soal vaksin saat-saat ini, dan itu malah bisa membuat masyarakat ragu, menteri mana yang harus mereka percayai," kata Darul.

Sehingga, Darul melanjutkan, "saya mendorong pemerintah untuk betul-betul memperhatikan soal sosialisasi dan edukasi ini,".

"Kan bisa dengan melibatkan sekolah, para tokoh agama dan juga tokoh masyarakat, misalnya. Ini penting ini," ujar Darul.

Terkait animo masyarakat yang menghendaki vaksin Merah Putih, Darul memastikan, bahwa pihaknya juga termasuk yang mendorong nasionalisme dengan vaksin merah putih. Tapi perlu juga dicatat, "jangan sampai nasionalisme, malah mengorbankan rakyat,".

"Dalam rapat sudah kita sampaikan juga mengenai pentingnya mendukung vaksin merah putih ini, tapi disampaikan kepada kami bahwa mungkin itu baru tersedia 2022. Sehingga, ya sudah, mana vaksin yang lebih dulu bisa tersedia dan dipastikan keamanannya serta efektifitasnya oleh BPOM, itu dulu yang kita pakai untuk melindungi rakyat. Jangan sampai saat kita terlalu lama menunggu vaksin Merah Putih, lalu semakin banyak rakyat kita yang terpapar, terinveksi Covid-19," kata Darul.

Darul juga menyoroti soal data calon penerima vaksin yang salah satu variabelnya adalah data penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Ia tak menampik bahwa ada selisih data PBI dengan data kemiskinan terbitan BPS, tapi dalam kondisi kedaruratan saat ini persoalan tersebut dipandang tak perlu jadi perdebatan yang justru menghambat upaya untuk bersegera menyelamatkan kesehatan masyarakat.

"Istilahnya, jangan kita ributkan rumput pengganggu padi sementara padinya belum kita tanam! Kan sudah jelas prosentase kuotanya untuk vaksin program pemerintah dan vaksin mandiri. Fokus pada itu saja dulu! Bagaimana vaksin program pemerintah itu bisa melindungi masyarakat yang betul-betul membutuhkan, dan tenaga medis serta aparat yang berada di garda terdepan. Sejalan dengan itu, data terus dibenahi," kata Darul.***