PEKANBARU - DPRD Kabupaten Kampar telah menyepakati pembentukan panitia pemilihan wakil bupati (Wabup) Kampar pada Senin (25/2/2019) lalu.

Dari 8 fraksi, anggota dari fraksi Golkar lah yang terpilih menjadi ketua panitia pemilihan wabup Kampar tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPW PPP Provinsi Riau, Husaimi Hamidi yakin, meski ketua panitia pemilihan wabup di DPRD Kampar berasal dari fraksi Golkar, pihaknya yakin akan mendapatkan setidaknya 30 suara.

"Yang memilihnya kan semua anggota dewan, bukan panitia. Bagaimana lobi politik lah yang berbicara, dari 45 anggota dewan, harus dapat sekitar 30 suara," kata Husaimi, di Pekanbaru, Senin (18/3/2019).

Ia juga berharap, sebagai pemenang pemilihan bupati (Pilbup) Kampar, partai koalisi mampu bersikap legowo, dan memberikan kursi wabup ke partai berlambang Ka'bah tersebut.

"Karena bupatinya dulu dari PPP, kita akan lakukan lobi dengan koalisi, agar kader partai tetap masuk disana (pemilihan wabup, red). Karena sekarang posisi bupati sudah di Golkar, kita harapkan juga mereka legowo memberikan kursi wabup ke PPP," ujar wakil ketua Komisi V DPRD Riau ini.

"Tapi memang yang namanya politik, tidak ada teman dan musuh yang abadi. Semua hanya masalah etika," sambungnya lagi.

Meskipun demikian, ia mengakui bahwa hingga saat ini, pihaknya masih belum mengusulkan secara pasti siapa kandidat yang diusung untuk mengisi posisi wabup Kampar tersebut.

"Memang belum ada nama, tapi saya kira Pak Afrizal yang pernah jadi wakil ketua DPW PPP Riau cukup cocok. Beliau kader yang intelektual dan pantas untuk itu," tukasnya. ***