JAKARTA - Direktur Sinergi Data Indonesia (SDI), Barkah mengatakan, perseteruan antara Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Airlangga Hartarto dalam perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar sebenarnya belum berakhir.

Mundurnya Bamsoet dari bursa nakhoda partai pohon beringin pada Munas yang dihelat Desember 2019, sambung Barkah, hanya sementara. Hal itu lantaran, adanya deal politik antara keduanya yakni, Airlangga mendukung Bamsoet menjadi Ketua MPR RI dan Bamsoetpun harus memberi dukungan kepada Airlangga untuk posisi Ketum Golkar periode mendatang.

"Syarat ini tentu tak mudah, artinya, Airlangga Hartarto harus bergerilya menggalang dukungan dari partai-partai lain untuk memuluskan Bambang Soesatyo menjadi MPR 1," ujarnya kepada wartawan, Kamis (3/9/2019) di Jakarta.

Jika Airlangga berhasil mengantarkan Bamsoet sebagai ketua MPR RI, kata Barkah, maka Munas Golkar dianggapnya sudah 'Game Over'. "Namun jika Airlangga tidak berhasil, maka game ini baru akan finish pada Desember nanti. Atau bisa dibilang ini hanya jebakan 'Batman'. Bamsoet dan pendukungnya tentu akan memberikan label Airlangga sebagai orang yang gagal memenuhi janji ke kadernya sendiri," tuturnya memprediksi.

Barkah menambahkan, jika Airlangga gagal, bukan tidak mungkin, masalah ini akan menjadi amunisi bagi Bambang Soesatyo dan pendukung untuk menggalang dukungan kembali dalam perebutan ketum di Munas Golkar Desember mendatang.

"Jadi, pada sidang MPR dengan agenda pemilihan Ketua MPR kali ini, Airlangga Hartarto sangat berkepentingan. Berhasil atau tidaknya Bamsoet menjadi ketua MPR, jelas akan berpengaruh ke Munas Golkar," pungkasnya.***