RENGAT - Ulah pengusaha pangkalan gas elpiji 3 kilogram yang berada di Desa Pasir Sialang Jaya, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu Riau, membuat warga terutama para ibu-ibu di daerah itu geram.

Bagai mana tidak, setiap kali gas itu masuk ke pangkalan, warga yang ingin membelinya selalu tidak kebagian. Pemilik pangkalan lebih memilih menjual langsung kepada para pengecer dengan harga diatas HET (Harga Eceran Tertinggi).

"Setiap kali gas masuk ke pangkalan Raja LPG ini, kami selaku warga disini tidak pernah bisa membelinya. Karena semua gas tersebut sudah diboking oleh para pengecer," kata Desi (40), warga desa setempat kepada GoRiau.com, Sabtu 21/10/2017).

Parahnya lagi, para pengecer yang membeli habis ratusan tabung gas bersubsidi itu bukanlah berasal dari warga Desa Pasir Sialang Jaya, bahkan dari luar Kecamatan Lirik.

"Para pengecer itu ada yang merupakan warga Lirik, dan ada juga yang datang dari Air Molek Kecamatan Pasir Penyu. Semuanya merupakan langganan tetap pemilik pangkalan Raja LPG," tutur Desi.

Hal yang sama juga dikeluhkan Ita (29), dan beberapa warga lainnya. "Awalnya, dengan keberadaan pangkalan Raja LPG ini, kami masyarakat merasa senang, dengan harapan kami tidak lagi kesusahan mendapatkan gas elpiji. Akan tetapi, itu hanya angan-angan," ketusnya.

Atas hal itu, dirinya meminta pihak terkait, dalam hal ini Disperindag Pas (Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar) Inhu, untuk dapat menindak tegas pangkalan tersebut.

"Kami harap, pihak dinas dapat memberikan sanksi terhadap pangkalan nakal ini," pungkasnya.

Berdasarkan informasi dan pantauan GoRiau.com dilapangan, Sabtu (21/10/2017) siang, sedikitnya ada 300 tabung gas elpiji 3 kilogram yang disuplai oleh PT Citra Cahaya Gasindo selaku agen atau penyalur ke pangkalan Raja LPG tersebut.

Dari jumlah itu, hanya 26 tabung yang dijual oleh pihak pangkalan kepada masyarakat, harganya juga juga selangit, yaitu Rp20 ribu per tabung. Sedangkan sisanya langsung diborong para pengecer.(Jef)