DURI - Masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tingkat SMA di wilayah Duri, Kecamatan Mandau, Bengkalis, Riau terjadi setiap tahunnya meski polanya juga dirubah. Seperti dari sistem online ke sistem zonasi yang ada saat ini.

Dahulu, dengan penerapan sistem online banyak anak di lingkungan sekolah yang tidak dapat diterima karena kuota untuk anak lingkungan yang terbatas. Begitu ditetapkan sistem zonasi dengan 90 persen sekolah wajib menerima anak lingkungan ternyata masih banyak yang tidak diterima juga.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Bengkalis, Edi Sakura kepada GoRiau.com menyebutkan untuk mengakomodir anak-anak tempatan yang tidak diterima SMA karena kuota 90 persen telah penuh sedang dalam penangan.

"Dimana perwakilan Kepala Sekolah sudah mendata nama-nama anak yang tidak lulus ini. Ada sekitat seribuan kalau ga salah saya. Jadi nanti ini bahan bagi berwakilan Kepsek ke Provinsi untuk penambahan kuota," kata Edi Sakura, di sela kegiatan TMMD di Muara Basung, Pinggir, Selasa (10/7/2018).

Saat dikatakan SMA Negeri masih favorit saat ini, Edi juga membenarkan hal tersebut. Khususnya sekolah yang berada di pusat kota menjadi incaran bagi anak maupun orangtua.

"Saya membenarkan, orangtua berlomba-lomba memasukan anaknya ke sekolah negeri saat ini. Apalagi dengan sistem zonasi yang ada, bagi orangtua yang paham tentang zonasi tidak sulit memasukan anaknya di sekolah yang dekat dengan rumah," sebut Mantan Guru Kimia di SMAN 2 Mandau ini.

Namun demikian, lanjut Edi, jumlah SMA Negeri di Mandau ini memang perlu ditambah dan Pemkab Bengkalis siap untuk itu jika ada lahan masyarakat yang dihibahkan untuk pembangunan sekolah ini.

"Kalau ada lahan masyarakat yang dihibahkan, paling tidak setengah hektar saja, itu insyaAllah Pemkab Bengkalis akan bangun sekolah dengan konsep bertingkat tiga karena terbatas lahan. Ya karena sekarang ini sekolah untuk di tengah kota yang masih dibutuhkan, sementara untuk mencari lahan kosong saja susah," imbuhnya lagi. ***