PALU -- Seorang siswa SMA berinisial MP di Palu, Sulawesi Tengah, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan sejumlah anggota kepolisian.

Dikutip dari Kompas.com, video aksi kekerasan sejumlah anggota polisi terhadap remaja tersebut viral (beredar luas) di media sosial.

Dalam video berdurasi 1 menit 41 detik itu, terlihat seorang remaja pria menggunakan helm warna putih ditahan oleh lelaki berjaket biru. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang mengatakan, ''Bukan, bukan dia pelakunya. Dia babantu,'' kata seorang wanita korban penjambretan sambil berteriak.

Setelah itu, pria berjaket biru tersebut mulai mengendurkan pegangannya dan akhirnya melepaskan remaja itu.

Remaja lelaki itu menangis, kepada seseorang ia mengatakan, ''Saya dipukul, Om," kata dia sambil menangis sesenggukan.

Usai kejadian itu, sejumlah oknum yang diduga anggota Polres Palu langsung meninggalkan remaja yang sempat dianiaya itu di pinggir jalan dan dibiarkan begitu saja.

Video yang viral di TikTok itu diunggah pada Ahad, 28 November 2021.

Ibunda MP, berinisial AR, baru mengetahui peristiwa yang dialami anaknya pada Ahad (28/11/2021) malam, pukul 22.00 Wita.

AR merasa tersayat hatinya mengetahui anak kandungnya yang masih duduk di bangku SMA itu menjadi korban penganiayaan dan salah tangkap sejumlah anggota polisi.

''Anak saya cerita, awalnya dia mau menonton pertandingan bola di Jalan Ahmad Yani. Tapi, saat berhenti di lampu merah, ada pemotor nahas, tas dan telepon selulernya dijambret,'' kata AR, Selasa (7/12/2021).

''Karena naluri, anak saya kemudian mencoba membantu mengejar pelaku jambret. Namun, tak berhasil. Anak saya kemudian balik arah ke jalan semula dan berhenti di lampu merah lagi untuk lanjut ke lapangan Ahmad Yani menonton bola sesuai rencana semula," tambah dia.

Namun, tiba-tiba di lampu merah MP merasa dicekik dari belakang.

MP sempat sesak napas. Orang yang mencekik itu berteriak ''jambret'', meski MP sudah membantahnya.

''Nah, dari situ anak saya mengalami pemukulan. Sampai kemudian korban jambret itu berteriak jika MP bukan pelaku, justru MP akan menolong,'' beber AR sambil sesekali menangis menceritakan kasus yang dialami putranya.

Tak terima dengan perlakuan oknum penegak hukum terhadap anaknya, keesokan harinya, Senin, 29 November 2021, AR membuat laporan polisi atas kasus penganiayaan dan juga visum di RS Bhayangkara. Saat ini, prosesnya tengah berjalan.

Kapolres Minta Maaf

Kapolres Palu AKBP Bayu lndra Wiguno mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga oknum anggota Polri yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak di bawah umur yang sempat videonya viral di media sosial pekan lalu.

''Sejauh ini, bagian profesi pengamanan internal Polres Palu sementara melakukan proses pemeriksaan terhadap oknum tersebut,'' ujar Bayu, Selasa (7/12/2021).

Kapolres menegaskan, apabila tiga oknum tersebut terbukti melanggar hukum, pihak Polres akan menindak tegas atau menghukum oknum polisi itu sesuai undang-undang yang berlaku.

Atas kejadian itu, secara institusi Kapolres Palu meminta maaf kepada pihak korban atas perlakuan oknum anggota Polres Palu yang menyalahi ketentuan UU yang berlaku.

Saat ini, kata dia, pihaknya akan terus mendalami seperti apa kejadian sebenarnya.

Bayu menyampaikan, saat ini pihak Polres Palu akan membantu keluarga korban untuk bersama-sama memberikan pendampingan untuk memulihkan traumatik yang dialami korban setelah pemukulan.

''Apabila keluarga membutuhkan bantuan psikiater. Itu bisa konsultasi dengan dokter yang khusus menangani masalah bantuan itu. Terkait hal itu kami sudah mendatangi keluarga korban dan secara institusi, kami sudah meminta maaf,'' ungkap dia.***