TELUKKUANTAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kuantan Singingi (Kuansing), Riau langsung meninjau Sungai Kuning di Kecamatan Logas Tanah Darat (LTD) yang diduga tercemar limbah PT Citra Riau Sarana (CRS), Senin (30/4/2018).

Alhasil, rombongan Komisi B DPRD Kuansing yang dipimpin Andi Nurbai dan Sardiyono kaget menemukan fakta di lapangan. Pasalnya, ditemukan pipa siluman di area Land Aplication (LA) milik PT CRD. Pipa siluman tersebut mengalirkan limbah ke Sungai Bawang.

"Pipa ini ilegal. Ini jelas salah," jawab Raja, Kasi Pengawasan DLH Kuansing saat menjawab GoRiau.com di lokasi. Pipa tersebut mengeluarkan limbah berbentuk lumpur berwarna hitam pekat. "Ini dari kolam 7," tambah Raja.

Dikatakan Raja, PT CRS menerapkan LA dalam pengolahan limbahnya. Limbah B3 dialirkan ke areal yang telah mendapat izin dari pemerintah. Limbah tersebut sangat bagus untuk pupuk kelapa sawit, tapi sangat berbahaya terhadap ekosistem sungai.

Sementara itu, Rustam Effendi, Anggota DPRD Kuansing mengaku kesal dengan ulah PT CRS yang punya pipa siluman untuk membuang limbah ke sungai. Ia sempat emosi, ketika pihak perusahaan tak mampu menjelaskan keberadaan pipa tersebut.

"Pengawasan perusahaan ini yang tak becus," ucap Rustam.

Selain menemukan pipa siluman yang mengaliri limbah sangat deras, rombongan Komisi B DPRD Kuansing juga menemukan tanggul limbah yang sengaja dibobol. Limbah yang dialirkan dari pipa ke parit, ternyata meluber sampai ke sungai.

"Setelah ditelusuri, ternyata tanggulnya sengaja dibobol. Tentu, limbahnya jatuh ke sungai," ujar Rustam.

Temuan terakhir, adanya pipa yang bocor karena dibacok. Lokasi bocornya tepat berada di atas sebuah parit. Terhadap hal ini, Rustam menyarankan agar perusahaan membuat laporan secara resmi ke polisi.

"Biar diproses. Jangan-jangan kerjaan orang perusahaan karena limbahnya cemari sungai. Bisa juga oleh oknum yang sakit hati. Untuk membuktikan itu, aparat kepolisianlah," terang Rustam.

Sementata itu, Anton selaku Mill Manager PT CRS tidak bisa menjelaskan secara rinci luas areal LA perusahaannya. "Tak tahu berapa luasnya," aku Anton.

"Untuk pengawasan, ada dua orang per shift yang bertugas. Mereka bertugas untuk membuka dan menutup kran pipa," tutur Anton.

"Saya tidak tahu," jawab Anton ketika ditanya tentang pipa siluman yang mengalirkan limbah ke Sungai Kuning.***