TEL AVIV - Kota Jatt di Israel terpaksa menghapus salah satu nama jalannya. Pemerintah kota tersebut mau tak mau mencari nama baru untuk jalan tersebut setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah besar mengetahui ada nama Yasser Arafat di tanah kelahirannya.

Bagi Netanyahu, presiden pertama Palestina itu adalah pembunuh warga Israel dan warga Yahudi. Netanyahu pada Sabtu pekan lalu mengatakan jalan-jalan di Israel tidak dapat dinamai dengan nama dari sosok “pembunuh warga Israel dan Yahudi”.

Sementara bagi banyak warga Palestina, sosok Arafat adalah ikon pejuang kemerdekaan. Sebaliknya di Tel Aviv, dia dianggap sebagai musuh besar bahkan kerap dijuluki sebagai “teroris”.

”Saya tidak bisa menerima ini, dan menyebut jalan itu dengan Yasser Arafat sama sekali bukan hal yang baik,” kata Netanyahu, seperti dikutip dari BBC, Selasa (7/3/2017).

Arafat adalah pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) selama 35 tahun. Gerakan ini bersumpah untuk menghancurkan Israel dan melakukan banyak serangan mematikan.

Arafat kemudian meninggalkan kekerasan dan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian bersama dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.

Selain Arafat dan Rabin, Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres pada 1994 juga meraih penghargaan yang sama karena menyetujui perjanjian perdamaian Israel dan Palestina.

Namun banyak warga Israel menganggap Arafat sebagai sosok yang bertanggung jawab atas serangan para militan Palestina selama Intifada kedua Palestina yang dimulai pada 2000.

Arafat menjadi Presiden Palestina periode 1994-2004. Setelah itu, dia jatuh sakit di kompleks kantornya di Ramallah. Dia meninggal di rumah sakit di Prancis beberapa pekan kemudian, saat usianya mencapai 75 tahun.(okz)