JAKARTA - Kepolisian Daerah (Polda) Jabar memeriksa oknum polisi yang diduga memberikan minuman keras (miras) kepada mahasiswa Papua yang akan mengikuti aksi Kamisan di depan Gedung Sate, Bandung kemarin.

"Dapat di pastikan Polda Jabar periksa saat ini juga terhadap oknum Polisi yang berikan minuman kepada warga Papua di Bandung dan bukan mewakili Polri tetapi pribadi oknum tersebut," ujar Kabid Humas Polda Jabar AKBP Trunoyudo Wisnu, Jumat (23/8).

Trunoyudo pun memastikan Divisi Profesi dan Pengamanan Polda Jabar sudah melakukan tugasnya terkait hal tersebut.

"Bidang Propam Polda Jabar telah menindak lanjuti untuk memeriksa oknum polisi tersebut dan akan melakukan proses penindakan kepada oknum tersebut dan akan mendapatkan sanksi tegas secara prosedural sesuai dengan kesalahannya," kata Trunoyudo.

Sebelumnya, kemarin diduga seorang polisi memberikan dua dus miras merek Topi Koboi kepada mahasiswa Papua yang rencananya akan mengikuti kegiatan Aksi Kamisan di depan Gedung Sate.

Dua dus minuman dengan kadar alkohol 19 persen itu diberikan ke Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Cilaki, Kota Bandung.

Namun, minuman itu tak dikonsumsi para mahasiswa Papua. Sebaliknya, seperti dikutip dari akun Twitter Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung dalam aksi Kamisan di depan Gedung Sate, mahasiswa Papua itu mengajak wartawan untuk menyaksikan mereka mengembalikan dua dus miras tersebut kepada sang polisi yang memberikannya.

Salah satu aktivis yang mengikuti Aksi Kamisan di depan Gedung Sate membenarkan bahwa ada pengembalian miras itu kepada polisi yang memberikan.

"Ya, saya ikut. Iya betul dua dus miras dari polisi dikirim ke anak-anak. Seperti yang sudah beredar di medsos-medsos perihal video dan foto-foto, maupun kronologi singkatnya," katanya.

Polda Jabar menjamin kemananan pelajar dan mahasiswa serta seluruh warga Papua dan Papua Barat di provinsi tersebut. Hal tersebut, kata Trunoyudo seperti yang ditegaskan Kapolda Jabar Irjen POl Rudy Sufahriadi pada 19 Agustus lalu.

Diketahui, aksi solidaritas dan mengecam rasialisme meluas di kalangan warga Papua dan Papua Barat menanggapi insiden yang menimpa mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya pada 15-17 Agustus lalu.***