PEKANBARU - Tiba di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, langsung melaksanakan konferensi pers di ruangan Arjuna, Lanud Roesmin Nurjadin.

Fadjar menjelaskan kronologis jatuhnya pesawat tempur TNI AU, jenis Hawk 209 TT0209, itu berawal saat tiga unit pesawat tempur dengan jenis yang sama, usai melaksanakan latihan tembak di daerah Siabu, Kabupaten Kampar, Riau.

"Tadi pagi terjadi kecelakaan udara salah satu pesawat TNI AU, dimana awak pesawatnya Lettu PNB Aprianto Ismail. Pesawat bertiga setelah melaksanakan latihan penembakan di daerah Siabu, kemudian kembali untuk mendarat. Saat latihan normal, saat mendarat mereka kembali urut-urutan, pesawat yang ke tiga ini yang mengalami kecelakaan, sekitar ketinggian 500 feat," ujar Jendral berbintang empat itu kepada awak media, di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (15/6/2020) sore.

Pada saat final, menjelang pendaratan, kira-kira 2 kilometer dari ujung landasan, pilot penerbang sempat melaporkan kalau terjadi keanehan pada bagian mesin.

"Awak pesawat melaporkan ada suara yang aneh, diikuti dengan, lampu warning light, atau lampu peringatan, kalau ada sesuatu yang tidak benar pada mesin, lalu mesin pesawat kehilangan tenaga atau lose power. Saat melaporkan terjadi kerusakan lalu dia menyampaikan akan melakukan inject, lalu dia inject," terangnya.

Kemudian Fadjar menyampaikan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, sementara pilot selamat berkat bantuan kursi lontar.

"Alhamdulillah pilot selamat dengan kursi lontar, sekitar 1,5 kilometer. Kursi lontar menimpa rumah, namun pilot selamat. Kondisi pilot sehat baik, psikis dia juga baik, tapi akan dilakukan tes psikologinya. Dan untuk yang lain-lain nanti akan ditangani oleh tim khusus lagi," tutur Fadjar.

Kemudian saat ditanyakan penyebab pesawat terjatuh, ia belum dapat memberikan jawaban pasti, karena pihaknya masih akan melakukan investigasi di lokasi kejadian.

"Tidak meledak di udara, human erorr atau tidak, kita belum putuskan, karena kita baru akan melakukan investigasi. Kami akan melakukan investigasi, dan ini akan memakan waktu setidaknya dua minggu. Untuk pesawat layak terbang, karena sudah dicek terlebih dahulu, sebelumnya juga melakukan penerbangan, dalam keadaan normal tidak terjadi masalah," lanjut Fadjar.

Terakhir, Fadjar atas nama TNI AU menyampaikan permohonan maaf kepada warga yang terkena dampak insiden ini, dan akan bertanggung jawab atas semua kerugian yang ditimbulkan.

"Saya minta maaf kepada pemilik rumah, dan masyarakat sekitar. Saya atas nama angkatan udara akan bertanggung jawab untuk kerugiannya, saya juga berterimakasih kepada petugas yang sudah membantu, baik damkar,  dan semua yang turut membantu di lokasi kejadian," tutupnya. ***